Memahami Konsep Ghuroba (Orang Terasing)
G H U R O B A
Siapakah yang dikatakan GHUROBA atau orang yang terasing sehingga disebut orang yang berbahagia dan menuai kebaikan yang banyak?
Orang yang berpegang teguh pada ajaran Islam yang murni, itulah yang selalu teranggap asing. Sebagaimana disebutkan dalam hadits,
عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنَ سَنَّةَ أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ بَدَأَ الإِسْلاَمُ غَرِيباً ثُمَّ يَعُودُ غَرِيباً كَمَا بَدَأَ فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَنِ الْغُرَبَاءُ قَالَ الَّذِينَ يُصْلِحُونَ إِذَا فَسَدَ النَّاسُ
Dari ‘Abdurrahman bin Sannah. Ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabad, “Islam itu akan datang dalam keadaan asing dan kembali dalam keadaan asing seperti awalnya. Beruntunglah orang-orang yang asing.” Lalu ada yang bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai ghuroba’, lalu beliau menjawab, “(Ghuroba atau orang yang terasing adalah) mereka yang memperbaiki manusia ketika rusak.” (HR. Ahmad 4: 74. Berdasarkan jalur ini, hadits ini dho’if. Namun ada hadits semisal itu riwayat Ahmad 1: 184 dari Sa’ad bin Abi Waqqosh dengan sanad jayyid)
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
طُوبَى لِلْغُرَبَاءِ فَقِيلَ مَنِ الْغُرَبَاءُ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ أُنَاسٌ صَالِحُونَ فِى أُنَاسِ سَوْءٍ كَثِيرٍ مَنْ يَعْصِيهِمْ أَكْثَرُ مِمَّنْ يُطِيعُهُمْ
“Beruntunglah orang-orang yang terasing.” “Lalu siapa orang yang terasing wahai Rasulullah”, tanya sahabat. Jawab beliau, “Orang-orang yang shalih yang berada di tengah banyaknya orang-orang yang jelek, lalu orang yang mendurhakainya lebih banyak daripada yang mentaatinya” (HR. Ahmad 2: 177. Hadits ini hasan lighoirihi, kata Syaikh Syu’aib Al Arnauth)
Orang yang ingin jujur dan tidak korupsi akan terasa asing di tengah-tengah rekan kerjanya sendiri. Padahal anti korupsi sudah diajarkan dari sifat amanah yang diajarkan oleh Rasul kita –shallallahu ‘alaihi wa sallam-.
الْخَازِنُ الْمُسْلِمُ الأَمِينُ الَّذِى يُنْفِذُ – وَرُبَّمَا قَالَ يُعْطِى – مَا أُمِرَ بِهِ كَامِلاً مُوَفَّرًا طَيِّبٌ بِهِ نَفْسُهُ ، فَيَدْفَعُهُ إِلَى الَّذِى أُمِرَ لَهُ بِهِ ، أَحَدُ الْمُتَصَدِّقَيْنِ
“Bendahara muslim yang diberi amanat ketika memberi sesuai yang diperintahkan untuknya secara sempurna dan berniat baik, lalu ia menyerahkan harta tersebut pada orang yang ia ditunjuk menyerahkannya, maka keduanya (pemilik harta dan bendahara yang amanat tadi) termasuk dalam orang yang bersedekah.” (HR. Bukhari no. 1438 dan Muslim no. 1023).
Memahami Konsep Ghuroba (Orang Terasing
Penjelasan mendalam tentang konsep Ghuroba. Berdasarkan hadis-hadis yang relevan dan contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Mari kita rangkum dan telaah lebih lanjut konsep ini:
Siapa itu Ghuroba?
- Orang yang berpegang teguh pada ajaran Islam yang murni: Mereka yang konsisten menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, meskipun lingkungan sekitar tidak demikian.
- Orang yang memperbaiki manusia ketika rusak: Mereka yang aktif dalam amar makruf nahi munkar, mengajak orang lain kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran.
- Orang yang shalih di tengah banyaknya orang yang jelek: Mereka yang tetap menjaga akhlak mulia dan keimanan yang kuat, meskipun dikelilingi oleh orang-orang yang berbuat buruk.
Kenapa Ghuroba dianggap beruntung?
- Mereka mengikuti jejak Rasulullah: Rasulullah SAW bersabda bahwa Islam akan kembali ke keadaan asalnya, yaitu dalam kondisi minoritas dan dianggap asing.
- Mereka mendapatkan pahala yang besar: Orang yang berjuang menegakkan kebenaran di tengah kesulitan akan mendapatkan pahala yang besar dari Allah SWT.
- Mereka akan mendapatkan tempat yang mulia di sisi Allah: Allah SWT menjanjikan surga bagi orang-orang yang sabar dan istiqomah dalam beribadah.
Contoh Ghuroba dalam Kehidupan Sehari-hari
- Pegawai yang jujur di tengah lingkungan yang korup: Mereka yang menolak suap dan selalu bertindak sesuai dengan aturan.
- Mahasiswa yang rajin belajar di tengah teman-teman yang malas: Mereka yang tetap fokus pada tujuannya meskipun mendapat tekanan dari lingkungan.
- Orang yang berdakwah di tengah masyarakat yang apatis: Mereka yang terus mengajak orang lain kepada kebaikan meskipun sering ditolak.
Pelajaran yang Dapat Kita Ambil
- Jangan takut untuk berbeda: Menjadi seorang Ghuroba berarti berani berbeda dengan lingkungan sekitar demi mempertahankan prinsip dan nilai-nilai yang benar.
- Tetap istiqomah dalam kebaikan: Meskipun sulit, kita harus terus berusaha untuk menjadi lebih baik dan mengajak orang lain untuk berbuat baik.
- Bersabar menghadapi cobaan: Menjadi seorang Ghuroba pasti akan menghadapi berbagai macam cobaan, namun kita harus tetap sabar dan tawakal kepada Allah SWT.
Pertanyaan untuk Diskusi:
- Tantangan apa saja yang sering dihadapi oleh seorang Ghuroba di zaman sekarang?
- Bagaimana cara kita agar tetap semangat dalam menjalankan peran sebagai Ghuroba?
- Apa yang dapat kita lakukan untuk mendukung orang-orang yang menjadi Ghuroba?
Mari kita sama-sama mendalami konsep Ghuroba ini dan berusaha untuk menjadi seorang Ghuroba yang sejati.
0 Response to "Memahami Konsep Ghuroba (Orang Terasing)"
Post a Comment
Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Berkomentar dengan Bijak