Perkembangan TikTok Shop di Indonesia Setelah di tutup
Berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan, nilai transaksi bruto (GMV) TikTok Shop di Indonesia mencapai US$600 juta pada tahun 2022. Jumlah ini menyumbang sekitar 66% dari total GMV TikTok Shop global.
Setelah ditutup, TikTok Shop masih dapat digunakan untuk menampilkan produk dan layanan, tetapi tidak dapat digunakan untuk melakukan transaksi jual beli. Para pedagang yang sebelumnya menggunakan TikTok Shop untuk berjualan harus beralih ke platform e-commerce lain.
Berikut adalah beberapa perkembangan TikTok Shop setelah ditutup pemerintah RI:
1. Penurunan jumlah pengguna
Penutupan TikTok Shop menyebabkan penurunan jumlah pengguna yang aktif di platform ini. Hal ini karena banyak pengguna yang tertarik dengan fitur jual beli TikTok Shop.
2. Peralihan pedagang ke platform e-commerce lain
Para pedagang yang sebelumnya menggunakan TikTok Shop untuk berjualan harus beralih ke platform e-commerce lain, seperti Shopee, Tokopedia, dan Lazada.
3. Peningkatan persaingan di platform e-commerce
Penutupan TikTok Shop meningkatkan persaingan di platform e-commerce. Hal ini karena para pedagang yang sebelumnya menggunakan TikTok Shop untuk berjualan akan beralih ke platform e-commerce lain.
4 Pemanfaatan fitur TikTok Shop untuk promosi
Para pedagang masih dapat memanfaatkan fitur TikTok Shop untuk mempromosikan produk dan layanan mereka. Namun, mereka tidak dapat melakukan transaksi jual beli melalui platform ini.
Meskipun TikTok Shop telah ditutup di Indonesia, platform ini masih memiliki potensi untuk berkembang di masa depan. TikTok dapat mengembangkan fitur-fitur baru yang menarik bagi pengguna, seperti fitur live streaming dan fitur game. Selain itu, TikTok juga dapat memperluas ekspansinya ke pasar baru, seperti India dan Brasil.
0 Response to "Perkembangan TikTok Shop di Indonesia Setelah di tutup"
Post a Comment
Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Berkomentar dengan Bijak