Bahagia Yang Sesungguhnya

Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji hanya milik Allah Subhanahu wa ta'ala shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam keluarga sahabat dan para pengikutnya yang setia dan taat kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.

Semua manusia pasti menginginkan hidup bahagia. Namun, tak banyak yang mengetahui hakikat bahagia yang sesungguhnya. Ada yang berpura-pura bahagia, ada juga yang mengukurnya hanya dengan materi.

Definisi bahagia menurut Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam:

Bahagia itu bukan seberapa harta yang dimiliki, tetapi bagaimana cara kita bersyukur kepada Allaah Ta'ala atas pemberian nikmat-Nya.

Dari Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

Kaya (ghina') bukanlah diukur dengan banyaknya harta atau kemewahan dunia. Namun kekayaan adalah hati yang selalu merasa cukup." (HR. Bukhari dan Muslim)

Orang yang bahagia itu selalu ingat kepada sang penciptanya yaitu Allah dalam segala keadaan, di kala sendirian. Ketika di keramaian, di saat tertimpa musibah, disaat bahagia juga ingat Allah Wa Ta'ala.

Ketika Allah memberi masalah, jangan fokus pada masalahnya, tapi fokuslah pada Dzat yang memberikan masalah.

Seandainya kita sebagai manusia tahu bahwa hidup yang kita jalani hanya sesaat, kenapa harus sia-siakan waktu yang ada ini. Hiduplah didunia ini tanpa adanya kepura-puraan, yang pastinya tanpa harus menjadi orang lain.

Berikut ini Ciri-ciri Orang yang Bahagia:

1. Cinta kepada orang-orang saleh.
2. Senang Mengingat Allah Ta'ala.
3. Zuhud terhadap dunia.
4. Ikhlas dan ridha.
5. Suka mengerjakan qiyamullail.

Kisah dalam Al Qur'an dari Keluarga Lukman dalam mendidik anaknya bisa dijadikan sebagai pelajaran yang sangat berharga. Berikut kisahnya diabadikan oleh Al-Qur'an:

Hai anakku, dirikanlah salat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). Dan janganlah kamu memalingkan wajahmu dari manusia (karena Sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai." (QS Luqman: 17-19)

Jadi kebahagiaan bukan berasal dari perspektif orang lain, tetapi bagaimana kita dalam menata hati dan jiwa agar senantiasa bersyukur atas nikmat-nikmat yang telah diberikan Allah Ta'ala. Itulah bahagia yang sesungguhnya.Terimakasih telah berkunjung. Semoga bermanfaat

0 Response to "Bahagia Yang Sesungguhnya"

Post a Comment

Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Berkomentar dengan Bijak