Mengenal Tidur
1 Pengertian Tidur
Tidur dapat diartikan sebagai periode istirahat untuk tubuh dan pikiran, yang selama masa ini kemauan dan kesadaran ditangguhkan sebagian atau seluruhnya dan fungsi-fungsi tubuh sebagian dihentikan.
Tidur merupakan aktifitas yang penting bagi manusia khususnya. Otot, kulit, sistem jantung dan pembuluh darah, metabolisme tubuh, dan tulang mengalami pertumbuhan pesat saat tidur.
Hal itu disebabkan tubuh anak-anak memproduksi hormon pertumbuhan tiga kali lebih banyak dibandingkan ketika dia terbangun.
Tidur termasuk kebutuhan utama dalam semua level perkembangan. Tidur merupakan suatu proses aktif yang memiliki variasi siklis normal dalam kesadaran mengenai keadaan sekitar.
Berbeda dengan keadaan terjaga, orang yang sedang tidur tidak secara sadar waspada akan dunia luar, tetapi tetap memiliki pengalaman kesadaran dalam batin, misalnya mimpi.
Selain itu, orang yang tidur dapat dibangunkan oleh rangsangan eksternal, misalnya bunyi alarm. Tidur merupakan aktivitas susunan saraf pusat yang berperan sebagai lonceng biologik.
2 Pengertian Kualitas Tidur
Kualitas tidur adalah ukuran dimana seseorang itu dapat kemudahan dalam memulai tidur dan untuk mempertahankan tidur, kualitas tidur seseorang dapat digambarkan dengan lama waktu tidur, dan keluhan-keluhan yang dirasakan saat tidur ataupun sehabis bangun tidur.
Kebutuhan tidur yang cukup ditentukan selain oleh faktor jumlah jam tidur (kuantitas tidur), juga oleh faktor kedalaman tidur (kualitas tidur).
Beberapa faktor yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas tidur yaitu, faktor fisiologis, faktor psikologis, lingkungan dan gaya hidup.
Dari faktor fisiologis berdampak dengan penurunan aktivitas sehari-hari, rasa lemah, lelah, daya tahan tubuh menurun, dan ketidak stabilan tanda tanda vital, sedangkan dari faktor psikologis berdampak depresi, cemas, dan sulit untuk konsentrasi.
3 Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas Tidur
Sejumlah faktor yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas tidur. Seringkali faktor tunggal tidak hanya menjadi penyebab masalah tidur. Faktor fisiologis, psikologis, dan lingkungan dapat mengubah kualitas dan kuantitas tidur.
1. Penyakit Fisik
Setiap penyakit yang menyebabkan nyeri, ketidak-nyamanan fisik (mis.kesulitan bernafas), atau masalah suasana hati, seperti kecaemasan atau depresi, dapat menyebabkan masalah tidur.
Seseorang dengan perubahan seperti itu mempunyai masalah kesulitan tertidur atau tetap tertidur. Penyakit juga dapat memaksa klien untuk tidur dalam posisi yang tidak biasa.
2. Obat-obatan atau Substansi
Dari daftar obat di PDR 1990,dengan 584 obat resep atau obat bebas menuliskan mengantuk sebagai salah satu efek samping, 486 menulus insomnia, dan 281 menyebabkan kelelahan
Mengantuk dan deprivasi tidur adalah efek samping mediksi yang umum. Medikasi yang diresepkan untuk tidur seringkali memberi banyak masalah daripada keuntungan.
Orang dewasa muda dan dewasa tengah dapat bergantung pada obat tidur untuk mengatasi penyakit kroniknya,dan efek kombinasi dari beberapa obat dapat mengganggu tidur secara serius.
L-triptofan, suatu protein alami ditemukan dalam makanan seperti susu, keju, dan daging, dapat membantu orang tidur
3. Gaya hidup
Rutinitas harian seseorang mempengaruhi pola tidur. Individu yang bekerja bergantian berputar (mis. 2 minggu siang diikuti oleh 1 minggu malam) seringkali mempunyai kesulitan menyesuaikan perubahan jadwal tidur.
Jam internal tubuh diatur pukul 22, tetapi sebaliknya jadwal kerja memaksa untuk tidur pada pukul 9 pagi. Individu mampu untuk tidur hanya selama 3 sampai 4 jam karena jam tubuh mempersepsikan bahwa ini adalah waktu terbangun dan aktif.
Kesulitan mempertahankan kesadran selama waktu kerja menyebabkan penurunan dan bahkan penampilan yangberbahaya.
4. Stress Emosional
Kecemasan tentang masalah pribadi atau situasi dapat mengganggu tidur. Stress emosional menyebabkan seseorang menjadi tegang dan seringkali mengarah frustasi apabila tidak tidur.
Stess juga menyebabkan seseorang mencoba terlalu keras untuk tertidur, sering terbangun selama siklus tidur,atau terlalu banyak tidur. Stress yang berlanjut dapat menyebabkan kebiasaan tidur yang buruk
5. Lingkungan
Lingkungan fisik tempat seseorang tidur berpengaruh penting pada kemampuan untuk tertidur dan tetap tertidur. Ventilasi yang baik akan essensial untuk tidur yang tenang. Ukuran, kekerasan, dan posisi tempat tidur mempengaruhi kualitas tidur.
Suara juga mempengaruhi tidur. Tingkat suara yang diperlukan untuk membangunkan orang tergantung pada tahap tidur.
Suara yang rendah lebih sering membangunkan seorang dari tidur tahap 1,sementara suara yang keras membangunkan orang pada tahap tidur 3 atau 4.
Beberapa orang membutuhkan ketenangan untuk tidur,sementara yang lain lebih menyukai suara sebagai latar belakang seperti musik lembut atau televisi
6. Latihan Fisik dan Kelelahan
Seseorang yang kelelahan menengah (moderate) biasanya memperoleh tidur yang mengistirahatkan, khususnya jika kelelahan adalah hasil dari kerja atau latihan yang menyenangkan.
Latihan 2 jam atau lebih sebelum waktu tidur membuat tubuh mendingin dan mempertahankan suatu keadaan kelelahan yang meningkatkan relaksasi.
Akan tetapi, kelelahan yang berlebihan yang dihasilkan dari kerja yang meletihkan atau penuh stres membuat sulit tidur. Hal ini dapat menjadi masalah yang umum bagi anak sekolah dan remaja
7. Asupan Makanan dan Kalori
Orang tidur lebih baik ketika sehat sehingga mengikuti kebiasaan makan yang baik adalah penting untuk kesehatan yang tepat dan tidur.
Makan besar, berat, dan atau berbumbu pada makan malam dapat menyebabkan tidak dapat dicerna yang mengganggu tidur.
Perbaikan tidur yang normal memerlukan waktu sampai 2 minggu jika makanan tertentu yang menyebabkan masalah telah dihilangkan dari diet.
4 Gangguan Tidur
Gangguan tidur adalah kondisi yang jika tidak diobati, secara umum akan menyebabkan gangguan tidur malam yang mengakibatkan munculnya salah satu dari ketiga masalah berikut:
Insomnia, gerakan atau sensasi abnormal di kala tidur atau ketika terjaga ditengah malam, atau rasa mengantuk yang berlebihan di siang hari
1. Insomnia
Insomnia adalah gejala yang dialami oleh klien yang mengalami kesulitan kronis untuk tidur, sering terbangun dari tidur, dan tidur singkat atau tidur nonrestoratif.
Penderita insomnia mengeluhkan rasa kantuk yang berlebihan di siang hari dan kuantitas dan kualitas tidurnya tidak cukup.
Namun seringkali klien tidur lebih banyak dari yang disadarinya. Insomnia sering berkaitan dengan kebiasaan yang buruk.
Apabila kondisi berlanjut, ketakutan tidak dapat tidur dapat cukup menyebabkan keterjagaan .
2. Apnea Tidur
Apnea tidur adalah gangguan yang dicirikan dengan kurangnya aliran udara melalui hidung dan mulut selama periode 10 detik atau lebih pada saat tidur. Ada tiga jenis Apnea tidur:
- apnea sentral,
- obstruktif dan
- campuran.
3. Narkolepsi
Narkolepsi adalah disfungsi mekanisme yang mengatur keadaan bangun dan tidur. Di siang hari seseorang dapat merasakan kantuk berlebihan yang datang secara mendadak dan jatuh tertidur.
Tidur REM dapat terjadi dalam 15 menit sewaktu tertidur, Kata lepsi, atau kelemahan otot yang tiba-tiba disaat emosi sedang kuat seperti marah,sedih atau tertawa dapat terjadi kapan saja di siang hari.
4. Deprivasi tidur
Deprivasi tidur adalah masalah yang dihadapi banyak klien sebagai akibat dari disomnia. Respons seseorang terhadap deprivasi tidur sangat bervariasi.
Klien dapat mengalami berbagai gejala fiiologis dan psikologis. Keparahan gejala sering berhubungan dengan durasi deprivasi tidur.
Terapi yang paling efektif untuk deprivasi tidur adalah menghilangkan atau memperbaiki faktor-faktor yang mengganggu pola tidur
5. Parasomnia
Parasomnia dalah masalah tidur yang lebih banyak terjadi pda anak-anak daripada orang dewasa.
Sindrom kematian bayi mendadak (Sudden infant death syndrome, SIDS) dihipotesis berkaitan dengan apnea, hipoksia, dan aritmia jantung yang disebabkan oleh abnormalitas dalam sistem saraf otonom yang dimanifestasikan selama tidur.
5 Jenis-Jenis Tidur
Pada hakekatnya tidur dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori yaitu dengan gerakan bola mata cepat atau biasa disebut Rapid eye movement (REM), dan tidur dengan gerakan bola mata lambat atau biasa disebut Non Rapid eye movement (NREM).
1. Tidur REM
Merupakan tidur dalam kondisi aktif atau tidur paradoksial. Hal tersebut bisa disimpulkan bahwa seseorang dapat tidur dengan nyenyak sekali. Namun fisiknya yaitu gerakan kedua bola matanya bersifat sangat aktif.
Tidur REM ini ditandai dengan mimpi, otot-otot kendor, tekanan darah bertambah, gerakan mata cepat (mata cenderung bergerak bolak-balik), sekresi lambung meningkat.
Tanda tanda orang yang mengalami kehilangan tidur REM yaitu,
- cenderung hiperaktif,
- emosi sulit terkendali,
- nafsu makan bertambah,
- bingung dan curiga.
2. Tidur NREM
Merupakan tidur yang nyaman dan dalam. Pada tidur NREM gelombang otak lebih lambat dibandingkan pada orang yang sadar atau tidak tidur.
Tanda-tanda tidur NREM ini antara lain :
- mimpi berkurang,
- keadaan istirahat,
- tekanandarah turun,
- kecepatan pernapasan turun,
- metabolisme turun, dan
- gerakan bolamata lambat.
Pada tidur NREM ini mempunyai empat tahap, masing-masing tahap ditandai dengan pola perubahan aktivitas gelombang otak
Tahap I
Merupakan tahap tranmisi dimana seseorang beralih dari sadar menjadi tidur.
Ditandai dengan seseorang merasa kabur dan rileks, seluruh otot menjadi lemas, kelopak mata menutup mata, kedua bola mata bergerak ke kiri dan kekanan, kecepatan jantung dan pernapasan menurun secara jelas, seseorang yang tidur pada tahap ini dapat dibangunkan dengan mudah.
Tahap II
Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menerus. Tahap ini ditandai dengan kedua bola mata berhenti bergerak, suhu tubuh menurun, pernapasan turun dengan jelas. Tahap II ini berlangsung sekitar 10 – 15 menit.
Tahap III
Merupakan tahap fisik yang lemah lunglai karena tonus otot lenyap secara menyeluruh. Kecepatan jantung, pernapasan, dan proses tubuh berlanjut mengalami penurunan akibat dominasi sistem saraf parasimpatis. Seseorang yang tidur pada tahap III ini sulit untuk dibangunkan.
Tahap IV
Merupakan tahap dimana seseorang tersebut tidur dalam keadaan rileks, jarang bergerak karena keadaan fisik yang sudah lemah lunglai dan sulitdibangunkan
6 Mekanisme Tidur
Tidur NREM dan REM berbeda berdasarkan kumpulan parameter fisiologis.
NREM ditandai oleh denyut jantung dan frekuensi pernafasaan yang stabil dan lambat serta tekanan darah yang rendah. NREM adalah tahapan tidur yang tenang.
REM ditandai dengan gerakan mata yang cepat dan tiba-tiba, peningkatan saraf otonom dan mimpi. Pada tidur REM terdapat fluktuasi luas dari tekanan darah, denyut nadi dan frekuensi nafas.
Keadaan ini disertai dengan penurunan tonus otot dan peningkata aktivitas otot involunter. REM disebut juga aktivitas otak yang tinggi dalam tubuh yang lumpuh atau tidur paradoks.
Pada tidur yang normal, masa tidur REM berlangsung 5-20 menit, ratarata timbul setiap 90 menit dengan periode pertama terjadi 80-100 menit setelah seseorang tertidur.
Tidur REM menghasilkan pola EEG yang menyerupai tidur NREM tingkat I dengan gelombang beta, disertai mimpi aktif, tonus otot sangat rendah, frekuensi jantung dan nafas tidak teratur dan pada mata menyebabkan gerakan bola mata yang cepat atau REM, dan lebih sulit dibangunkan daripada tidur gelombang lambat atau NREM.
Pengaturan mekanisme tidur dan bangun sangat dipengaruhi oleh sistem yang disebut Reticular activity system.
Bila aktivitas Reticular activity system ini meningkat maka orang tersebut dalam keadaan sadar jika aktivitas Reticular activity system menurun, orang tersebut akan dalam keadaan tidur.
0 Response to "Mengenal Tidur"
Post a Comment
Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Berkomentar dengan Bijak