Ciri Orang Alim

Bismillahirrahmanirrahim. Segala puji hanya milik Allah, Rabb semesta alam.

Shalawat dan sallam atas Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa sallam, keluarga, dan para sahabatnya, serta pengikutnya yang selalu Istiqamah.


Jangan Duduk Di Majlis Orang Yang Tak Pantas Diambil Ilmunya 

Allah Subhanahu wa Ta'alaa berfirman,

اِنَّمَا يَخْشَى اللّٰهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمٰۤؤُاۗ 

“Sesungguhnya yang takut Kepada Allah di antara hamba-hambaNya, hanyalah Ulama.” (QS. Fathir ayat 28)

Ciri khas seorang alim adalah memiliki rasa takut kepada Allah 'Azza wa Jalla. Dan hal ini bisa kita lihat dari ucapannya, perbuatannya, sikapnya, tingkah lakunya, sepak terjangnya, muamalahnya dan seterusnya. Jika tidak demikian maka ia belum dikatakan sebagai seorang yang alim atau belum pantas diambil ilmunya.

Syaikh Shalih Al Fauzan hafizhahullah berkata,

"Orang-orang yang pantas dijadikan teladan adalah orang-orang yang mengumpulkan pada dirinya ilmu yang bermanfaat dan amalan yang soleh. Orang yang berilmu, namun tidak mengamalkan ilmunya (jarkoni), tidak boleh diikuti. Demikian pula orang jahil yang tidak berilmu, tidak boleh diikuti".

Tidak boleh diikuti dan diteladani kecuali orang yang mengumpulkan dua hal, yaitu ilmu yang bermanfaat dan amalan yang soleh. 

Adapun orang yang berilmu dan tidak sengaja terjatuh pada kesalahan atau penyimpangan pada cara atau jalannya atau pemikirannya (lalu rujuk-pent.), maka masih pantas diambil ilmunya.”

Al-Ajwibah Al Mufidah, 251

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah menegaskan,

“Seorang murid itu butuh kepada ustadz/guru dari sisi ilmu dan dari sisi amal. Oleh karena itulah, WAJIB bagi dia untuk benar-benar bersemangat memilih ustadz-ustadz (yang akan dia ambil ilmunya). Hendaknya dia memilih ustadz yang sudah dikenal keilmuannya, dikenal amanahnya dan agamanya, serta dikenal keselamatan manhajnya dan pengarahannya yang benar. Agar dia bisa menimba ilmu dari mereka sekaligus belajar manhaj mereka.”

Washaya wa Taujih li Thullabil Ilmi, 100

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata,

"Shirathal Mustaqim adalah jalan yang menggabungkan antara ilmu dan amal. Ilmu yang syar’i dan amal yang syar’i. Barang siapa telah berilmu, namun tidak mengamalkan ilmunya (jarkoni), berarti dia adalah orang yang jahat. Barang siapa beramal tanpa ilmu, berarti dia sesat.”

Majmu’ Fatawa, 11/26

Dari penjelasan para Ulama bisa kita pahami dengan baik, bahwa kita jangan sembarangan mengambil ilmu atupun faedah agama dari orang-orang yang tidak pantas diambil ilmunya. 

Kita tidak boleh duduk di majlisnya orang-orang yang ilmu dengan amalnya tidak selaras atau orang-orang yang bermasalah atau orang-orang yang tidak dikenal dengan baik agamanya, manhajnya serta amanahnya.

Karena semua ini akan dapat berimbas merusak diri kita dan agama kita.

Sekedar teman saja bisa membawa pengaruh kepada diri kita dan agama kita, apalagi seorang guru atau ustadz...! 

Hal ini sebagaimana sabda Nabi kita shallallahu alaihi wa sallam, melalui hadits Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu,

الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

"Seseorang itu berada di atas agama temannya. Oleh karena itu hendaklah kalian perhatikan kepada siapa kalian berteman."

(HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Ahmad, dihasankan oleh Syaikh Al Albani di Shahihul Jaami’ 3545).

Sebagai penutup tulisan ini, mari kita simak perkataan Muhammad bin Sirin rahimahullah,

ﺇﻥ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺩﻳﻦ ﻓﺎﻧﻈﺮﻭﺍ ﻋﻤﻦ ﺗﺄﺧﺬﻭﻥ ﺩﻳﻨﻜﻢ

"Sesungguhnya ilmu ini adalah agama, maka perhatikanlah dari siapakah kalian mengambil agama kalian."

Muqaddimah Shahih Muslim

Jadilah bermanfaat salam bahagia sukses dunia akhirat.

0 Response to "Ciri Orang Alim"

Post a Comment

Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Berkomentar dengan Bijak