RASULULLAH PEMIMPIN TERBAIK YANG HIDUPNYA SANGAT SEDERHANA
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji hanya milik Allah Subhanahu wa ta'ala. Shalawat dan sallam atas junjungan kita nabi Muhammad shalallahu alaihi wassallam, keluarga, sahabat, dan pengikutnya yang setia dan istiqomah.
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam adalah sosok manusia sempurna: pemimpin umat,
penguasa jazirah Arab, bahkan Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menjamin surganya
untuknya.
Dengan status yang sedemikin tinggi dan terhormat,
sesungguhnya apa yang diinginkan Rasulullah, tentu tak sulit untuk
dikabulkan, baik oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala maupun umatnya.
Bahkan, dalam sebuah riwayat, Allah Subhanahu wa Ta'ala pernah menawarkan emas sebanyak butiran pasir di gurun kota Makkah kepada Rasulullah.
Bahkan, dalam sebuah riwayat, Allah Subhanahu wa Ta'ala pernah menawarkan emas sebanyak butiran pasir di gurun kota Makkah kepada Rasulullah.
Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wasallam bisa saja
merengkuh segala kesenangan dunia itu; harta, dan kekayaan materi.
Namun, Rasulullah adalah sosok teladan yang mulia.
Ia tak
pernah silau dengan kenikmatan duniawi. Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam lebih memilih
kehidupan yang sederhana. Hal itu tecermin dari jawaban Rasulullah atas
butiran emas yang ditawarkan Sang Khalik kepadanya.
”Tidak, ya Tuhanku, lebih baik aku lapar sehari, dan kenyang sehari. Bila kenyang, aku bersyukur memuji dan memuja-Mu, dan jika lapar aku akan meratap berdoa kepada-Mu.”
”Tidak, ya Tuhanku, lebih baik aku lapar sehari, dan kenyang sehari. Bila kenyang, aku bersyukur memuji dan memuja-Mu, dan jika lapar aku akan meratap berdoa kepada-Mu.”
Maka tak heran, kehidupan pribadi dan rumah
tangga Rasulullah banyak diisi dengan kisah kesederhanaan.
Sebuah hadis
yang diriwayatkan Muslim menggambarkan secara jelas sifat zuhud serta
kesederhanaan Nabi. Pada suatu hari, sahabat Umar bin Khatthab menemui
Rasulullah di kamarnya.
Di sana, Umar melihat Rasul sedang
berbaring di atas sebuah tikar kasar, dan hanya berselimutkan kain
sarung. Kemudian, terlihatlah guratan tikar yang membekas di tubuh
Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam. Umar pun melayangkan pandang ke sekeliling kamar.
Dilihatnya segenggam gandum seberat kira-kira satu sha’,
daun penyamak kulit, dan sehelai kulit binatang. Menyaksikan
kesederhanaan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam, Umar pun tak kuasa menahan air matanya.
”Apa yang membuatmu menangis, ya putra Khattab?” ujar Rasulullah
bertanya kepada Umar.
Umar pun menjawab, ”Bagaimana aku
tak menangis, ya Rasul, di pinggangmu tampak bekas guratan tikar, dan di
kamar ini aku tidak melihat apa-apa, selain yang telah aku lihat.
Sementara raja Romawi dan Persia bergelimang buah-buahan dan harta,
sedang engkau utusan Allah Subhanahu wa Ta'ala.”
Rasulullah pun bersabda,
”Wahai putra Khattab, apakah kamu tidak rela, jika akhirat menjadi
bagian kita dan dunia menjadi bagian mereka?” Rasulullah dan keluarganya
menerapkan hidup sederhana. Sebagai pemimpin umat, Rasulullah
mengajarkan umatnya untuk senantiasa mensyukuri setiap rezeki halal yang
dianugerahkan Sang Pencipta.
Saat wafatnya pun, Nabi
tidak meninggalkan warisan berupa harta benda. Hanya dua hal yang ia
wariskan untuk umatnya, yakni Alquran dan sunah. Dalam banyak
kesempatan, Rasulullah kerap mengingatkan agar umatnya tak menjadikan
kesenangan dunia sebagai tujuan hidup.
Nabi SAW
mengumpamakan kehidupan dunia bagaikan berjalan di hari panas, lalu
berhenti sejenak sekadar beristirahat, dan tidak lama lagi tempat itu
akan ditinggalkan. Jadi, dengan kata lain, Islam adalah agama yang
berlandaskan nilai kesederhanaan yang tinggi, seperti dicontohkan
Rasulullah tadi.
Dari pengertian ini, sederhana adalah
sikap yang mengedepankan kebijaksanaan dalam memenuhi kebutuhan hidup,
tidak berlebihan, atau menghamba materi. Dengan itu, seseorang dapat
memilah mana yang harus menjadi prioritas, baik perhatian, tenaga maupun
harta.
Sebaliknya, jika tidakmemiliki kebijaksanaan,
seseorang cenderung mengikuti hawa nafsu yang justru dapat
menjerumuskannya dalam kesengsaraan dunia dan akhirat.
”Tidak
akan susah bagi siapapun yang sederhana dalam perbelanjaan.” (HR
Muslim).Hidup sederhana, seperti dicontohkan Nabi, haruslah menjadi
pedoman hidup umat Islam.
Ini pula yang mendorong Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk menerbitkan fatwa terkait anjuran untuk hidup sederhana.
Ini pula yang mendorong Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk menerbitkan fatwa terkait anjuran untuk hidup sederhana.
Pada 8 Februari 1976, para ulama di Tanah Air
telah menetapkan fatwa yang melarang umat Islam melarang untuk hidup
dari uang hasil korupsi, lantas bermewah-mewahan, dan royal. Islam
justru mengajurkan hidup sederhana secara wajar.
Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam surat al-Israa ayat
26-27 berfirman, ”Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu)
secara boros, sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara
syaitan.”
Para ulama telah meminta kepada presiden untuk
mengeluarkan intruksi terkait anjuran hidup sederhana dan pelarangan
hidup bermewah-mewah bagi para pejabat. Anjuran serupa juga ditujukan
bagi segenap umat. Hendaknya, setiap pemimpin, ulama dan umat meneladani
hidup sederhana yang dicontohkan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam.
Sekian semoga dapat bermanfaat bagi yang Membaca & semoga dapat berkahnya. semoga dapat menambah pengetahuan kita.
0 Response to "RASULULLAH PEMIMPIN TERBAIK YANG HIDUPNYA SANGAT SEDERHANA"
Post a Comment
Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Berkomentar dengan Bijak