Filosofi Balon

Bismillahirrahmanirrahim. Tiada untaian kata yang pantas diucapkan seorang hamba dan syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta'ala, semoga rahmat dan karunia-Nya selalu menyertai setiap langkah-langkah kita dalam penghambaan kepada-Nya. 

Tak lupa pula, shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada manusia paling mulia, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya yang selalu istiqamah dalam menjalankan risalahnya hingga akhir zaman.

FILOSOFI BALON

Demi memecahkan rekor, sebuah organisasi non profit melepaskan hampir satu setengah juta balon gas ke udara. Acara ini berlangsung pada tahun 1986 di Ohio, Amerika Serikat (saya belum lahir😊).

Untuk mempersiapkan balon sebanyak itu, panitia mengerahkan 2500 tenaga relawan yang bertugas mengisi gas helium ke dalam balon, dan nantinya akan dilepas secara bersamaan. 

Benar saja, meski beberapa insiden terjadi, tetapi acara ini tetap dicatat oleh The Guinness Book of World Records sebagai pelepasan balon terbesar di dunia, yang hingga hari ini belum tertandingi lagi oleh pihak lain. 

Sejak puluhan tahun silam, balon rupanya telah dibuat dengan aneka macam warna. Seiring dengan berkembangnya zaman, balon kini juga memiliki aneka macam bentuk. Saudara pasti sering melihat pedagang balon. Bentuknya bisa bervariasi mulai dari pesawat, hewan, maupun karakter tokoh kartun. 

Meski memiliki aneka warna dan bentuk, balon-balon tersebut tetap bisa terbang tinggi ke udara. Karena sebenarnya memang bukan bentuk yang menentukan kemampuan terbang mereka, melainkan gas yang dihembuskan ke dalamnya. 

Inilah yang saya sebut sebagai filosofi balon. Sebagai manusia, seharusnya kita tidak perlu bersempit hati dengan keadaan kita. Manusia memang diciptakan Allah beraneka ragam. 

Ada yang petani, guru, karyawan, pengusaha, penulis, ibu rumah tangga, dan masih banyak lagi. Meski memiliki aneka keadaan, kita tetap bisa terbang tinggi ke puncak kesuksesan. 

Karena sebenarnya memang bukan keadaan yang menentukan kemampuan kita, melainkan akal yang Allah karuniakan ke dalam diri ini yang kita gunakan sesuai fitrahnya. 

Akal adalah anugerah yang istimewa. Dengan akal kita bisa belajar berbagai ilmu pengetahuan dan mengolah pengetahuan itu dengan baik, karena fungsi akal memang untuk mengolah informasi yang kita dapatkan. Dengan akal pula kita bisa melatih diri ini untuk disiplin, mau berubah, dan pantang menyerah. 

Jadi tidak apa-apa kita saling beraneka keadaan, bahkan aneka bangsa dan suku. Ingat saja filosofi balon, bahwa bukan bentuk yang menyebabkan mereka bisa melesat setinggi bintang, melainkan apa yang ada dalam diri masing-masing. Sesuai dengan firman Allah Subhanhu Wa Ta'ala, 

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." (Surat Al-Hujurat : 13)

Raih berkah,Salam Sukses Dunia Akhirat

0 Response to " Filosofi Balon"

Post a Comment

Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Berkomentar dengan Bijak