Perselisihan dalam Islam
Perselisihan ini memiliki akar sejarah yang kompleks dan sering kali dipengaruhi oleh faktor sosial, politik, budaya, serta interpretasi terhadap Al-Qur’an dan Hadis.
Berikut adalah penjelasan singkat mengenai beberapa aspek utama perselisihan dalam Islam:
1. Perselisihan Awal: Sunni dan Syiah
1. Latar Belakang:
Perselisihan terbesar dalam sejarah Islam adalah perpecahan antara Sunni dan Syiah, yang bermula setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW pada tahun 632 M. Perselisihan ini berpusat pada siapa yang berhak menjadi khalifah (pemimpin umat Islam).
2. Sunni:
Menganggap Abu Bakar sebagai khalifah pertama yang sah berdasarkan konsensus sahabat (ijma). Mereka meyakini bahwa kepemimpinan tidak harus terbatas pada keluarga Nabi.
2. Syiah:
Berpendapat bahwa Ali bin Abi Thalib, sepupu dan menantu Nabi, adalah penerus yang ditunjuk secara ilahi. Syiah meyakini bahwa kepemimpinan harus berada di tangan keturunan Nabi (Ahlul Bait).
3. Dampak:
Perpecahan ini menghasilkan perbedaan dalam doktrin, ritual, dan struktur keagamaan, seperti perbedaan dalam pelaksanaan salat, puasa, dan pandangan tentang otoritas keagamaan.
2. Perselisihan dalam Mazhab Hukum (Fiqh)
- Dalam tradisi Sunni, terdapat empat mazhab utama (Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali) yang berbeda dalam interpretasi hukum Islam (fiqh) berdasarkan Al-Qur’an, Hadis, ijma, dan qiyas. Perbedaan ini biasanya bersifat teknis, seperti tata cara salat, perkawinan, atau waris.
- Dalam Syiah, mazhab Ja’fari menjadi acuan utama, dengan penekanan pada peran imam sebagai sumber otoritas hukum.
- Meskipun perbedaan ini sering kali tidak menghalangi kerja sama antarumat, namun dalam beberapa kasus, fanatisme mazhab dapat memicu ketegangan.
3. Perselisihan Teologis
1. Aliran Teologi:
Munculnya aliran seperti Mu’tazilah (menekankan akal dan keadilan Tuhan), Asy’ariyah (menyeimbangkan akal dan wahyu), dan Maturidiyah (mirip Asy’ariyah, tapi lebih menekankan akal) mencerminkan perbedaan dalam memahami sifat-sifat Tuhan, kehendak bebas, dan takdir.
2. Konflik dengan Kelompok Lain:
Aliran seperti Khawarij (yang menganggap pelaku dosa besar bukan Muslim) dan kelompok-kelompok ekstrem lainnya juga memicu perselisihan dengan arus utama Islam.
4. Perselisihan Politik dan Kekuasaan
- Sepanjang sejarah, perselisihan sering kali terkait dengan perebutan kekuasaan, seperti konflik antara Dinasti Umayyah dan Abbasiyah, atau antara kekhalifahan dan kerajaan-kerajaan lokal.
- Di era modern, perselisihan politik sering kali melibatkan isu-isu seperti bentuk pemerintahan (khalifah vs sekuler), hubungan dengan Barat, dan peran Islam dalam negara.
5. Perselisihan Kontemporer
1. Isu Modernisasi:
Perselisihan antara kelompok konservatif (yang menekankan tradisi) dan progresif (yang mendukung reinterpretasi sesuai zaman) sering terjadi, misalnya terkait hak perempuan, pendidikan, atau teknologi.
2. Ekstremisme vs Moderasi:
Kelompok ekstrem seperti ISIS atau Al-Qaeda memiliki pandangan yang bertentangan dengan mayoritas Muslim yang moderat, menyebabkan konflik ideologis dan kekerasan.
3. Konflik Regional:
Ketegangan antara negara-negara seperti Arab Saudi (Sunni) dan Iran (Syiah) sering kali memperburuk perselisihan antarumat, misalnya di Yaman, Suriah, atau Irak.
6. Pandangan Islam tentang Perselisihan
- Al-Qur’an (misalnya, Surah Ali Imran: 103) menyerukan persatuan umat dan menghindari perpecahan. Namun, perbedaan pendapat (ikhtilaf) dalam hal fiqh dianggap sebagai rahmat selama tidak melanggar prinsip dasar Islam.
- Hadis Nabi menyebutkan bahwa perbedaan pendapat di kalangan ulama adalah rahmat, asalkan dilakukan dengan niat mencari kebenaran dan tanpa kebencian.
7. Upaya Penyelesaian
- Dialog Antar-mazhab: Banyak inisiatif modern, seperti Amman Message (2004), bertujuan menyatukan umat Islam dengan mengakui keabsahan mazhab-mazhab utama.
- Pendidikan dan Toleransi: Pendidikan agama yang inklusif dapat mengurangi fanatisme dan mendorong saling pengertian.
- Peran Ulama: Ulama memiliki peran besar dalam menjembatani perbedaan melalui fatwa dan dialog.
Catatan
Perselisihan dalam Islam sering kali diperburuk oleh faktor eksternal seperti politik, ekonomi, atau intervensi asing. Meski demikian, mayoritas umat Islam tetap berbagi nilai inti, seperti keimanan kepada Allah, Nabi Muhammad, dan Al-Qur’an.
Untuk memahami topik ini lebih dalam, Anda dapat menjelajahi sumber-sumber seperti kitab klasik (misalnya, Al-Milal wa al-Nihal karya Al-Syahrastani)
0 Response to "Perselisihan dalam Islam "
Post a Comment
Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Berkomentar dengan Bijak