Mekanisme dan Proses Evaluasi Berpikir

Evaluasi berpikir adalah proses untuk menilai kualitas berpikir seseorang. Evaluasi ini dapat dilakukan secara internal oleh individu itu sendiri, atau secara eksternal oleh orang lain.

Mekanisme evaluasi berpikir dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu:

1. Tahap pemahaman

Pada tahap ini, evaluator memahami terlebih dahulu proses berpikir yang dilakukan oleh individu yang dinilai. Evaluator perlu memahami tujuan berpikir, informasi yang digunakan, strategi berpikir yang digunakan, dan kesimpulan yang dihasilkan.

2. Tahap penilaian

Pada tahap ini, evaluator menilai kualitas berpikir berdasarkan kriteria tertentu. Kriteria penilaian ini dapat bervariasi, tergantung pada tujuan evaluasi. 

Misalnya, jika tujuan evaluasi adalah untuk menilai keterampilan berpikir kritis, maka kriteria penilaiannya dapat mencakup:

1. Keakuratan informasi

2. Kelengkapan informasi

3. Relevansi informasi

4. Kelogisan berpikir

5. Kemampuan untuk mengidentifikasi dan mengatasi bias

Proses evaluasi berpikir dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya:

1. Wawancara

2. Observasi

3. Tes tertulis

4. Tugas praktik

Dalam wawancara, evaluator dapat menanyakan pertanyaan-pertanyaan untuk memahami proses berpikir individu yang dinilai. 

Dalam observasi, evaluator dapat mengamati individu yang dinilai saat melakukan tugas tertentu. 

Dalam tes tertulis, evaluator dapat memberikan pertanyaan-pertanyaan yang mengukur keterampilan berpikir tertentu. 

Dalam tugas praktik, evaluator dapat memberikan tugas yang membutuhkan keterampilan berpikir tertentu.

Evaluasi berpikir penting untuk dilakukan karena dapat membantu individu untuk meningkatkan kualitas berpikirnya. Evaluasi juga dapat membantu individu untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan berpikirnya.

Berikut adalah beberapa manfaat evaluasi berpikir:

1. Membantu individu untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan berpikirnya.

2. Membantu individu untuk meningkatkan keterampilan berpikirnya.

3. Membantu individu untuk menjadi pemikir yang lebih kritis dan kreatif.

4. Membantu individu untuk memecahkan masalah secara lebih efektif.

Evaluasi berpikir dapat dilakukan oleh siapa saja, baik oleh individu itu sendiri, guru, orang tua, atau profesional.

Dualisme Pikiran

Sebelum melangkah lebih lanjut, saya ingin menyampaikan bahwa pikiran kita bersifat dualisme. Maksudnya, dualisme pikiran adalah satu tetapi dua dan dua tetapi satu. 

Kita mempunyai pikiran yang terdiri atas dua bagian yang saling terhubung. Tidak ada batas yang jelas di antara keduanya.

Untuk memudahkan pembahasan, kita menyebutnya dengan pikiran sadar dan pikiran bawah sadar. Masing-masing mempunyai fungsi dan tugas.

Untuk lebih mempermudah penjelasan, biasanya saya menggunakan contoh kebun. Anda adalah petani dan pikiran Anda adalah lahan yang akan Anda garap. Anda yang saya maksudkan di sini adalah pikiran sadar. Setiap saat kita menanam benih pikiran, dalam bentuk gambaran mental (visualisasi) dan self-talk (afirmasi). 

Deepak Chopra, dalam salah satu bukunya, menyatakan bahwa setiap hari seorang manusia berbicara kepada dirinya sendiri, self-talk, sebanyak 55.000 sampai 60.000 kali. 

Sayangnya, sebagian besar self-talk, sekitar 77%, ini bersifat negatif dan melemahkan diri kita.

Mungkin Anda bingung dan bertanya, ”Lho, saya nggak merasa berbicara kepada diri saya sendiri sebanyak itu.”

Self-talk tidak selalu berbentuk ucapan verbal yang kita dengar. Self-talk yang dimaksud adalah semua bentuk komunikasi, baik yang kita ucapkan kepada diri sendiri dengan menggunakan mulut kita maupun ide dan berbagai bentuk pikiran yang sering kali tidak kita sadari karena tidak kita perhatikan atau tidak sampai masuk ke ruang lingkup pusat kesadaran kita.

Pikiran sadar mempunyai empat fungsi spesifik, yaitu:

1. Mengidentifikasi informasi yang masuk 

Informasi ini diterima melalui pancaindra: penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecap, sentuhan atau perasaan.

2. Membandingkan.

Informasi yang masuk dibandingkan dengan database (referensi, pengalaman, dan segala informasi) yang berada di pikiran bawah sadar.

3. Menganalisis

4. Memutuskan

Pikiran bawah sadar mempunyai fungsi atau menyimpan hal-hal berikut:

1. Kebiasaan (baik, buruk, dan refleks)

• Kebiasaan baik adalah kebiasaan yang positif dan produktif.

• Kebiasaan buruk adalah kebiasaan yang negatif dan destruktif, seperti merokok, makan secara berlebihan, dan lain-lain.

• Kebiasaan refleks misalnya secara otomatis menutup pintu setelah membukanya, menutup mulut saat batuk atau bersin.

2. emosi

Bagaimana perasaan kita mengenai suatu keadaan, hal-hal tertentu, dan terhadap orang lain.

3. memori jangka panjang

• Memori jangka panjang adalah tempat penyimpanan informasi yang bersifat permanen.

• Ada memori yang tidak dapat diingat dalam kondisi sadar, tetapi dapat dimunculkan kembali dengan bantuan hipnosis/kondisi alfa.

4. Kepribadian

Kepribadian adalah karakteristik individual yang membuat kita berhubungan dengan orang lain dan dengan lingkungan yang kita jumpai sehari-hari.

5. intuisi

• Intuisi adalah perasaan mengetahui sesuatu secara naluriah.

• Berhubungan dengan spiritual dan/atau metafisik

6. Kreativitas

Kreativitas adalah kemampuan kita untuk mengubah visi, pemikiran, dan impian menjadi kenyataan.

7. Persepsi

 Persepsi adalah bagaimana kita melihat dunia menurut ”kaca mata” kita.

8. Belief dan Value

Belief atau kepercayaan adalah segala sesuatu yang kita yakini sebagai hal yang benar. Sedangkan value atau nilai adalah segala sesuatu yang kita pandang sebagai hal penting.

Selain hal-hal yang telah dijelaskan di atas, masih ada beberapa hal lain yang perlu diketahui mengenai sifat kerja pikiran sadar dan bawah sadar. 

Milton Erickson, seorang maestro hipnoterapi, mengutarakan hasil pengamatannya terhadap pikiran bawah sadar, yang saya kutip dari buku saya sebelumnya, manage your mind for Success, sebagai berikut:

1. Kemampuan pikiran bawah sadar terpisah dari pikiran sadar.

Pikiran bawah sadar bekerja secara terpisah dari pikiran sadar. Meskipun pikiran sadar dan bawah sadar bekerja secara paralel, proses kesadaran dan proses berpikir yang berlangsung pada masing-masing pikiran serta respons yang diberikan adalah dua hal yang berbeda. 

Kedua pikiran ini bekerja dengan saling memengaruhi.

Pikiran bawah sadar dapat mendengar atau melihat hal-hal yang tidak tertangkap oleh pikiran sadar. Pikiran bawah sadar bisa memikirkan hal yang berbeda dengan yang dipikirkan oleh pikiran sadar. 

Pikiran bawah sadar memiliki ketertarikan pada hal yang ia sukai, tetapi belum tentu menarik bagi pikiran sadar. Pikiran bawah sadar dapat mengendalikan aktivitas isik tanpa disadari oleh pikiran sadar dan dapat mengungkapkan ide atau pemikiran yang berada di luar jangkauan persepsi pikiran sadar.

Biasanya, walaupun tidak selalu, proses dan aktivitas pikiran bawah sadar mendukung atau meneruskan kegiatan dan keinginan pikiran sadar. 

Pada kondisi tertentu, pikiran bawah sadar dapat bertindak mandiri, terlepas dari pengaruh pikiran sadar, mengungkapkan keinginannya dan melakukan tindakan yang tidak berhubungan dengan proses berpikir yang terjadi di pikiran sadar.

2. Pikiran bawah sadar adalah gudang penyimpanan informasi.

Orang sebenarnya mempunyai sangat banyak pengetahuan, tetapi sering kali tidak tahu bahwa mereka tahu. Pengetahuan yang dimaksud bisa meliputi informasi yang berhubungan dengan isik, emosi, psikologi, atau intelektualitas yang dulunya diperoleh secara sadar, melalui upaya yang keras, tetapi setelah itu seakan-akan hilang karena telah berada di luar wilayah pengamatan pikiran sadar.

Satu contoh sederhana adalah kemampuan berjalan tegak. Kemampuan ini adalah suatu kecakapan yang diperoleh melalui proses pembelajaran yang tidak mudah. Orang dewasa, walaupun melakukan aktivitas ”berjalan” setiap hari, tidak sadar bahwa mereka bisa karena telah berhasil mempelajari cara berjalan pada saat masih kecil. 

Contoh lain adalah orang dapat mempelajari sesuatu tanpa sadar dan dapat menggunakan apa yang telah mereka pelajari secara otomatis. Tipe pembelajaran ini dapat terjadi karena pikiran bawah sadar merupakan sistem kesadaran dan pemrosesan informasi yang paralel dan terpisah dari pikiran sadar.

3. Pikiran bawah sadar adalah potensi yang belum digunakan.

Setiap manusia normal terlahir dengan membawa sistem saraf dan isik yang rumit, yang mampu melihat, mengamati, berpikir, dan memberikan respons. 

Namun, dalam proses tumbuh-kembang seorang manusia, hanya sebagian kecil dari seluruh potensinya itu yang berkembang sepenuhnya dalam pikiran sadar. Potensi yang belum tergali dan berkembang semuanya berada di luar kendali pikiran sadar dan masuk ke dalam kendali pikiran bawah sadar.

Kemampuan pikiran bawah sadar jauh melebihi pikiran sadar dalam hal kemampuan persepsi, konseptual, emosi, dan respons. Pikiran bawah sadar berisi segala hal yang tidak diperhatikan, diabaikan, atau ditolak oleh pikiran sadar plus semua hal yang ada di pikiran sadar. Pikiran bawah sadar dapat mengakses dan menggunakan segala sesuatu yang ada di pikiran sadar, sedangkan pikiran sadar umumnya tidak dapat menjangkau isi dan potensi pikiran bawah sadar.

4. Pikiran bawah sadar sangat cerdas.

Pikiran bawah sadar jauh lebih cerdas, bijaksana, dan cepat daripada pikiran sadar. Pikiran bawah sadar dapat menjangkau lebih banyak informasi daripada pikiran sadar serta dapat menganalisis dan meninjau ulang suatu informasi tanpa pengaruh bias dari rasa bangga, prasangka, atau pengharapan. Dengan kata lain, pikiran bawah sadar mewakili suatu potensi intelektual yang berfungsi pada kapasitas puncak.

Meskipun pikiran bawah sadar sangat cerdas, ini tidak berarti bahwa ia tidak pernah berbuat kesalahan. Kadang-kadang pikiran bawah sadar bisa menarik satu kesimpulan yang keliru atau tidak logis karena terpengaruh oleh keterbatasan yang berhubungan dengan persepsi dan isik.

5. Pikiran bawah sadar bersifat sangat sadar

Salah satu aspek paling penting, yang bersifat paradoks, dari pikiran bawah sadar adalah bahwa pikiran bawah sadar tidak selalu bersifat tidak sadar. Sebaliknya, pikiran bawah sadar sebenarnya sangat sadar dan responsif terhadap setiap kejadian. 

Pikiran bawah sadar dikatakan tidak sadar dalam pengertian bahwa pikiran sadar tidak sadar akan keberadaan, kegiatan atau operasi, upaya komunikasi, dan pengaruh pikiran bawah sadar terhadap pikiran, persepsi, dan perilaku. Pikiran bawah sadar diberi nama demikian karena kita (pikiran sadar) tidak sadar akan keberadaan pikiran ini.

Saat dua orang berinteraksi, pikiran bawah sadar mereka sama-sama sibuk mengamati kegiatan bawah sadar lawan bicaranya, tanpa pikiran sadar mereka tahu apa yang sedang terjadi. 

Komunikasi bawah sadar ini mempunyai efek pengaruh yang sama kuat atau bahkan bisa lebih kuat daripada pengaruh komunikasi dengan pikiran sadar.

Saat dua orang bertemu, secara bawah sadar, pikiran mereka saling menilai siapa yang lebih positif. Orang yang lebih positif akan menang dan mempunyai postur atau pengaruh yang lebih kuat dan dominan.

6. Pikiran bawah sadar mengamati dan memberikan respons dengan jujur.

Bias, prasangka, penghakiman, pengharapan, pengelompokan persepsi, dan kerangka berpikir konseptual adalah sifat pikiran sadar. Pikiran bawah sadar terbebas dari pengaruh-pengaruh di atas dan mampu menghasilkan kesadaran realitas yang lebih objektif. Persepsi dan pengetahuan pikiran bawah sadar tentang realitas bersifat langsung, tidak bias, dan apa adanya. Pikiran bawah sadar menyerap dan mengerti realitas berdasar pada pengalaman nyata apa adanya, tanpa harus melewati proses pemberian makna atau penjelasan yang rumit, seperti dilakukan pikiran sadar. Pikiran bawah sadar tidak menyaring atau mendistorsi suatu informasi agar sesuai dengan aturan atau acuan berpikir tertentu.

Kemampuan persepsi, pemahaman, dan respons pikiran bawah sadar sama dengan yang ditunjukkan oleh seorang anak kecil, yang masih polos, yang belum memiliki prasangka, bias, pengharapan, dan aturan yang kaku seperti orang dewasa.

7. Pikiran bawah sadar menyerupai seorang anak kecil.

Anak-anak lebih banyak berhubungan atau menggunakan pikiran bawah sadar mereka daripada orang dewasa. Pada saat masih kecil, pikiran sadar anak belum berkembang sepenuhnya sehingga perlu mengakses pikiran bawah sadar mereka untuk membantu mereka belajar dan berkembang.

Dengan demikian, sifat dan perilaku anak mencerminkan pikiran bawah sadar orang dewasa. Anak-anak sering kali lebih responsif terhadap proses bawah sadar dan lebih awas dalam pengamatan mereka dibandingkan dengan orang dewasa.

8. Pikiran bawah sadar adalah sumber emosi.

Emosi sering kali muncul secara mendadak, tanpa diinginkan, dan sering kali tidak dapat dimengerti oleh pikiran sadar. Secara umum, emosi muncul dari pikiran bawah sadar. Emosi adalah bentuk ekspresi yang mencerminkan perasaan atau reaksi pikiran bawah sadar terhadap suatu situasi, yang berhubungan dengan kepribadian individu.

Emosi bersifat tidak logis, tidak rasional, dan tidak sadar. Emosi bersifat alamiah dan merupakan satu bentuk komunikasi bawah sadar yang sangat bermanfaat. Emosi memberitahu bagaimana perasaan kita terhadap sesuatu meskipun kita tidak menyadari apa yang kita rasakan.

9. Pikiran bawah sadar bersifat universal.

Proses dan sifat kerja pikiran bawah sadar satu orang dan yang lain pada umumnya sama, tidak terpengaruh oleh kebangsaan, latar belakang budaya, atau sejarah. Pikiran bawah sadar seseorang dapat berkomunikasi dengan efektif dengan pikiran bawah sadar orang lain, melebihi kemampuan pikiran sadar.

Pikiran bawah sadar sebenarnya merupakan gambaran fakta bahwa semua orang, pada awalnya, hanyalah manusia biasa, pada saat dilahirkan, yang sama-sama membawa kemampuan mental dan isik yang dapat dikembangkan, dan membawa kemampuan belajar alamiah.

Isi pikiran bawah sadar setiap orang tentu berbeda,tergantung pada pengalaman, lingkungan, dan hasil pembelajaran individu tersebut. 

Namun, bentuk, struktur, atau pola respons yang mendasar pada setiap pikiran bawah sadar manusia sangat mirip satu sama lain. Bisa dikatakan  bahwa manusia pada dasarnya sangat berbeda, tetapi juga Sangat mirip.

Pikiran Sadar

- Dapat menangani 7 ± 2 bit informasi dalam suatu saat 

- Berpikir berurutan

- Logis

- Linier

- Berpikir (pengalaman sekunder)

- Sadar

- Gerakan sadar

- Sadar hanya pada masa kini

- Mencoba mengerti masalah

- Memilih/mengarahkan tujuan

- Disengaja

- Verbal

- Analitis

- Fokus terbatas

- Pembelajaran bersifat kognitif

- Memproses sekitar 0,5 detik setelah kejadian

Pikiran Bawah Sadar

- Dapat menangani 2,3 juta bit informasi dalam suatu saat

- Berpikir simultan/bersamaan

- Intuitif dan menghubungkan

- Sibernetik/acak

- Merasa (mengutamakan pengalaman primer)

- Tidur, mimpi, dan lain-lain

- Gerakan tak sadar

- Gudang penyimpanan informasi/memori

- Mengetahui solusi

- Membuat tujuan tercapai

- Otomatis

- Non-verbal

- Sintesis

- Tak terbatas dan ekspansif

- Pembelajaran bersifat eksperiensial

- Memproses langsung (real time) sebelum pikiran sadar menyadari

Pikiran sadar dan bawah sadar berkomunikasi satu sama lain dengan atau tanpa kita sadari. Proses komunikasi ini terjadi dengan sangat cepat dan terus menerus.

Berpikir Sebagai Sebuah Kebiasaan Anda mungkin bingung saat membaca sub judul di atas.

Saya yakin, Anda pasti mempunyai banyak kebiasaan (habit). Misalnya kebiasaan makan, mandi, belajar, baca buku, bekerja, berjalan, mengendarai kendaraan, dan masih banyak lagi. Dari sekian banyak kebiasaan itu, yang paling powerful, dahsyat, dan berbahaya adalah kebiasaan berpikir.

Mengapa saya mengatakan bahwa kebiasaan berpikir adalah kebiasaan yang paling powerful, dahsyat, dan berbahaya?

Sebelum mengulas kebiasaan berpikir, saya ingin mengajak Anda untuk melihat proses pembentukan suatu kebiasaan. Kebiasaan berasal dari pembiasaan. Kita ambil contoh anak kecil. 

Misalnya seorang anak dibiasakan (dibolehkan atau diizinkan, karena orangtuanya tidak menerapkan disiplin dengan baik dan benar) tidak merapikan tempat tidurnya setiap bangun tidur. Anak ini akan tumbuh dengan kebiasaan tidak pernah merapikan tempat tidurnya.

Hal ini terjadi karena pembiasaan yang dilakukan orangtuanya terhadap anak ini. Dengan mengacu pada prinsip kerja pikiran, bila dilakukan berulang kali (repetisi) secara konsisten, suatu tindakan akan menjadi suatu kebiasaan (habit).

Contoh lain adalah saat kita mengulurkan tangan untuk mengajak seseorang bersalaman. Tanpa harus mengucapkan sepatah kata pun saat kita mengulurkan tangan, lawan bicara kita akan secara refleks atau otomatis akan mengulurkan tangannya juga.

Satu contoh lagi. Apa yang akan Anda lakukan setelah membuka pintu? Benar. Anda akan secara refleks menutupnya. Ini juga merupakan sebuah kebiasaan.

Mengapa kita perlu mempunyai kebiasaan? Manusia adalah makhluk ritual. Kita melakukan hal yang sama berulang-ulang, tentu dengan suatu tujuan. 

Kebiasaan sebenarnya adalah suatu program pikiran yang memudahkan kita untuk melakukan sesuatu atau bertindak. Bisa Anda bayangkan bagaimana susahnya hidup ini bila kita harus melakukan evaluasi secara sadar terhadap apa pun yang kita alami.

Misalnya pada contoh ”membuka pintu”. Akan sangat melelahkan bila setiap kali selesai membuka pintu kita harus memikirkan apa yang harus kita lakukan selanjutnya.

Kebiasaan yang saya jelaskan di atas persis sama dengan kebiasaan berpikir. Bedanya adalah bahwa kebiasaan berpikir sifatnya jauh lebih abstrak dan halus. Tidak kasat mata seperti kebiasaan lain.

Coba Anda perhatikan diri Anda atau orang di sekeliling Anda. 

Mereka pasti mempunyai kebiasaan berpikir. Pernah bertemu dengan orang yang selalu negatif dalam memandang sesuatu? Pernah bertemu dengan orang yang selalu merasa curiga? Ini adalah salah dua dari kebiasaan berpikir.

Bagaimana dengan orang yang selalu positif? Sama saja. Ini juga merupakan kebiasaan berpikir. 

Kebiasaan ini terbentuk melalui suatu proses atau repetisi, sama seperti kebiasaan lainnya. Sayangnya, banyak orang yang tidak sadar bahwa kebiasaan itu bisa diubah. Yang sering terjadi adalah mereka merasa sudah ixed, sudah ”dari sononya” begitu, sudah paten, permanen, dan tidak bisa berubah.

Tadi saya mengatakan bahwa kebiasaan berpikir adalah suatu kebiasaan yang sangat powerful, dahsyat, dan ber-bahaya. 

Bila kita mempunyai kebiasaan berpikir positif dan mendorong kita untuk maju dan berkembang, kebiasaan ini adalah suatu peranti yang sangat bermanfaat bagi diri kita. 

Sebaliknya, kebiasaan berpikir akan sangat berbahaya bila bersifat menghambat dan melemahkan diri kita dalam proses perkembangan dan pertumbuhan, baik secara finansial, relasi, mental, emosi, dan spiritual.

0 Response to "Mekanisme dan Proses Evaluasi Berpikir"

Post a Comment

Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Berkomentar dengan Bijak