Visi Keluarga Muslim Sejati

Menjadi orang tua masa kini dibutuhkan ilmu dan perhatian ekstra super. Mengapa demikian? Tak bisa dipungkiri, di zaman seperti ini, dimana media sosial menjaga di gaya hidup (life style), gadget justru menjadi ‘sahabat sejati’ yang menemani setiap orang terutama anak-anak kita melebihi kedekatan dengan orang tua nya sendiri.

Karena itu, di era seperti ini, diantara pendidikan penting orang tua kepada anak kita adalah memperkuat akidah, tauhid dan adabnya lebih dahulu, ketimbang mencegah mereka menjahui teknologi.

Sebagaimana dikutip dalam Surat At-Tahrim: ayat 6, 

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS At-Tahrim: 6).

Upaya tazkiyatun nafs (penyucian jiwa) bukan sekadar visi pribadi, namun ia harus menjadi keharusan visi setiap keluarga untuk mengarahkan keluarganya masuk surga.

Caranya ialah dengan sungguh-sungguh dan konsisten menjadikan Al-Quran dan Sunnah sebagai jalan hidup yang diamalkan dalam rangka mendukung tegaknya syariat Islam.

“Adakah kamu hadir ketika Yakub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?”

Mereka menjawab: “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishak, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya.”

Begitulah perhatiannya seorang ayah yang mengkhawatirkan anak-anaknya nanti atas apa yang akan mereka sembah.

Nabi Yakub tidak mengkhawatirkan jatah warisan, lapangan pekerjaan, dan usaha dunia kepada anaknya.Tetapi yang sangat ditekankan adalah bekal mereka menuju akhirat nanti.

Begitu juga dengan kisah muwwahid Ibrahim ‘alaihissalaam yang memberikan keteladanan berpegang teguh kepada tauhid dan menghapuskan bentuk bentuk kesyirikan.

Hal itu merupakan wasiat agung dari ayah kepada anak-anaknya. Hari ini jarang sekali seorang ayah mewasiatkan anaknya untuk selalu mengingat akhirat.

Hamba Materi 

Di zaman serba boleh, adalah hal sangat mahal mempertahankan iman. Sebab tak segan-segan iman terkikis secara halus, moralitas mudah rapuh yang ujungnya akan menciptakan abnaud dunya (anak-anak penghamba materi dunia). Sementara kita (para orang tua) justru terus takut terhadap para buah hati akan nasib dunianya kelak. 

Sehingga, potongan ayat kisah Nabi Yakub tadi berobah, bukan “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” tetapi “Apa yang kamu makan sepeninggalku?” atau “Kerja apa kamu setelah aku mati nanti?”.

Dalam Surat Ath-Thur 25-26, Allah membocorkan rahasia penghuni surga, bagaimana mereka bisa lolos seleksi masuk surga.

“Dan sebahagianmereka menghadap kepada sebahagian yang lain saling tanya-menanya.  Mereka berkata: “Sesungguhnya kami dahulu, sewaktu berada di tengah-tengah keluarga kami merasa takut [akan diazab]”.

Lolosnya mereka masuk Surga karena dulu saling mengingatkan satu sama lain.

Itulah diantara visi rumah tangga orang beriman adalah memelihara diri dan keluarga kita dari siksa neraka. (QS At Tahrim;6)

Jangan biarkan anggota keluarga kita yang sedang khilaf untuk tidak berbuat dosa atau melalaikan perintah Allah. Teruslah mengajak berjalan sesuai Al-Quran dan hadist. Serta terus berdoa.

Nabi Nuh tak pernah bosan mengingatkan anaknyabyang tersesat. Nabi Luth tak pernah berhenti memperingatkan istrinya yang membangkang, sampai akhirnya Allah binasakan isterinyabersama Kaum Sodom. (Al Hijr: 61-66)

Asiah binti Muzahim, tertatih-tatih peringatkan suaminya Fir’aun, konsisten mendidik Masyithah & Musa as, akhirnya Asiah yang dibunuh Fir’aun.

Ingatkan suami agar bekerja ditempat yang halal, jangan bawa pulang penghasilan yang haram. 

 Ingatkan istri agar memperhatikan pola konsumsi halal untuk keluarga. Anak-anak akan susah diajak taat dan ibadah jika mengonsumsi yang  haram. (Al Maidah: 88, Al Baqarah: 168)

Ingatkan anak-anak bahwa bahan bakar neraka adalah batu dan manusia, jangan sampai salah seorang dari kita jadi bahan bakarnya neraka. (At Tahrim : 6)

Semoga bermanfaat buat kita dan keluarga kita masing-masing.

0 Response to "Visi Keluarga Muslim Sejati"

Post a Comment

Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Berkomentar dengan Bijak