MEMAHAMI DAN MENGUASAI BAHASA TUBUH
MEMBACA TANDA-TANDA
Komunikator yang efektif mendengarkan apa kata orang lain, mengendalikan dan mengatur perkataan, dan mengetahui bahasa tubuh orang lain. Ini adalah bagian esensial dari proses komunikasi.
Ada masa ketika orang perlu mengendalikan bahasa tubuh demi mencapai komunikasi yang efektif. Sejumlah fakta menarik tentang bahasa tubuh (Deny, 2015: 84):
- Bahasa tubuh selalu menyampaikan pesan tertentu
- Pesan-pesan itu kadang jelas kadang samar, namun hampir selalu berkenaan dengan perasaan.
- Banyak orang bisa belajar untuk membaca pesan-pesan ini dengan derajat akurasi yang ditunjang alasan-alasan.
- Anda bisa mengubah perasaan-perasaan Anda dengan bersikap secara sadar mengubah bahasa tubuh anda.
- Posisi tubuh menunjukkan pesan tentang orang seperti apakah diri Anda sebenarnya.
Komunikasi bahasa tubuh banyak yang bersifat bawah sadar dan karena itu otomatis. Tetapi ada beberapa yang bisa dikendalikan, sehingga anda dapat berkomunukasi secara lebih efektif, salah satunya adalah penampilan pribadi.
Bagaimana Anda berpakaian? perhiasan apakah yang Anda pakai? bagaimana gaya rambut Anda? semua ini akan menunjukkan kepada orang lain perihal “pribadi seperti apakah Anda sebenarnya”.
Maka, penting sekali untuk memperhatikan sewaktu Anda akan berangkat mencari pekerjaan. Dalam bisnis, penting sekali untuk berpakaian sesuai citra yang ingin kita tampilkan sehubungan dengan produk yang kita tawarkan, baik barang maupun jasa.
Untuk berkomunikasi secara efektif, penting sekali untuk mempunyai setidaknya beberapa pemahaman tentang bagaimana membaca dan menafsirkan ungkapan wajah dan penampilan secara umum. Perhatikan tanda-tanda bahasa tubuh sewaktu Anda bicara kepada orang lain.
Apabila mereka menghabiskan waktu, atau bosan atau tertarik dengan apa yang Anda katakan, tubuh mereka akan mengatakan itu.
Mereka akan menjadi gelisah, selalu mengubah posisi tubuh, memperbaiki pakaian, menata seputar ruang, atau merapat ke dekat pintu. Jika orang ingin mendengar lebih, apabila mereka ingin membeli produk dari Anda, itu akan tampak dari sikap tubuh mereka.
Mereka akan menatap mata Anda lurus-lurus, manarik kursi mereka lebih dekat atau menyorongkan tubuh ke arah anda dari seberang meja, memusatkan diri pada apa yang Anda sampaikan.
Ingat pikiran orang bisa dan akan memengaruhi ekspresi wajah dan kadang memengaruhi seluruh bahasa tubuhnya. Apabila Anda berpikiran negatif tentang suatu situasi atau tentang diri orang lain, pikiran itu akan tampak pada wajah.
Sudah pasti Anda dapat mengendalikan hal ini dengan pikiran sadar. Para komunikator tentu akan bisa menyembunyikan emosi mereka dan dengan sadar menampilkan senyuman di wajah.
Bahasa tubuh adalah salah satu aspek komunikasi nonverbal di samping aspek-aspek komunikasi nonverbal lainnya yang berkenaan dengan benda, seni, ruang dan waktu.
Komunikasi nonverbal sama pentingnya dengan komunikasi verbal meskipun terkadang diabaikan. Kita sering tidak sadar bahwa rasa tidak suka atau rasa benci kita kepada seseorang sering disebabkan perilaku nonverbal orang tersebut.
Di antara sekian banyak perilaku nonverbal, senyuman, pandangan mata, atau sentuhan seseorang sering merupakan perilaku nonverbal paling berpengaruh. Tidaklah mengherankan jika seseorang bisa mabuk kepayang karena senyuman seseorang lawan jenis.
Isyarat (gesture), gerakan tubuh, postur tubuh, gerakan kepala, ekspresi wajah, dan kontak mata adalah perilaku-perilaku yang kesemuanya disebut bahasa tubuh yang mengandung makna pesan yang potensial.
Studi sistematik mengenai aspek-aspek gerakan tubuh yang terpola, dipelajari, dan bersifat simbolik itu disebut kinesika. Diasumsikan bahwa setiap komunitas budaya memiliki cara-cara khas untuk menyampaikan pesan lewat bahasa tubuh.
Hanya orang-orang dari budaya bersangkutan yang dapat menafsirkan bahasa tubuh seseorang relatif cermat. Orang sering keliru menafsirkan bahasa tubuh orang dari budaya yang berbeda.
Lewat suatu eksperimen Paul Ekman menunjukkan bahwa orang-orang dapat membaca keadaan emosional orang lain lewat pengamatan atas perilaku nonverbal dengan tingkat kecermatan yang memadai.
Foto dan rekaman orang dalam keadaan emosional tertentu diperlihatkan kepada sejumlah subjek penelitian yang ternyata dapat mencocokkan ekspresi verbal dengan keadaan emosional orang yang diamati.
Meskipun mereka tidak dapat membedakan keadaan emosional berdasarkan pengamatan atas tubuh semata-mata, mereka dapat melakukan hal itu secara cermat ketika melihat kepala saja atau kepala dan posisi tubuh (Mulyana, 2005: 160)
Bahasa verbal suatu komunitas budaya atau etnik sejajar dengan bahasa tubuhnya. Jika bahasa verbal suatu komunitas budaya adalah A dan bahasa tubuhnya adalah A maka bahasa verbal komunitas lainnya bisa B dan bahasa tubuhnya bisa B.
Hingga derajat tertentu, suatu komunitas budaya: suatu bangsa atau suatu suku tertentu menunjukkan ciri-ciri budayanya khas, termasuk perilaku non verbalnya, meskipun kita akan menemukan variasi di antara individu-individu dalam kelompok tersebut,
Artinya, kita dapat mengantisipasi bagaimana suatu anggota budaya akan berperilaku, tanpa kita harus terjebak pada stereotip, yakni penyemarataan atau sekelompok individu secara berlebihan, sehingga kita mengabaikan ciri-ciri individualnya.
Generalisasi dan pengkategorian diperlukan tetapi jika terlalu kaku, hal tersebut dapat menjadi kendala bagi komunikasi yang efektif Gerak isyarat dan bahasa tubuh juga sangat berperan penting dalam memperlancar presentasi, seorang pembicara publik, sebagaimana diketahui, komunikasi tidak hanya berupa percakapan (verbal), tetapi juga nonverbal.
Para ahli menyimpulkan bahwa komunikasi nonverbal jauh lebih efektif dibanding komunikasi verbal. Orang lebih menilai seseorang dari apa yang dikatakan oleh tubuhnya dibanding apa yang dikatakan oleh lidahnya. Bahasa tubuh tidak pernah bohong, sementara lidahnya berkata hal yang baik, tetapi tubuhnya mengatakan ia tidak ikhlas dan tidak senang.
Kesimpulan yang diambil oleh orang lain adalah apa yang disampaikan oleh tubuhnya, bukan perkataan yang keluar dari mulutnya. Kenapa mengoptimalkan bahasa tubuh itu perlu bagi seorang pembicara publik?
Berikut beberapa alasan pentingnya menggunakan bahasa tubuh sebagai berikut (Zelfis, 2016: 86).
Pertama, membantu untuk menjelaskan atau mengklarifikasi arti. Gerak tubuh seperti menaikkan alis, memonyongkan bibir atau mengangkat bahu bisa berfungsi sebagai penambah tekanan dalam presentasi. Tak hanya itu, seseorang juga bisa memperjelas pesan atau maksudnya dengan dukungan gerakan tubuh.
Kedua, gerak tubuh membuat presentasi lebih bermakna dan hidup bagi audiens.
Ketiga, bahasa tubuh juga membantu dalam mempertahankan perhatian dan minat audiens. Gerakan tubuh juga banyak memberikan variasi dan menghilangkan situasi atau suasana yang monoton.
Keempat, bahasa tubuh membantu kita untuk menghilangkan ketegangan dan kegugupan yang kita alami, gerakan tubuh di atas podium dapat mengatasi rasa ketakutan atau demam panggung karena ketegangan atau kegugupan.
Kelima, gerak tubuh juga dapat membantu kita dalam mengatur pidato. Dalam komunikasi tulisan, kita telah mengenal pengunaan tanda baca seperti koma, titik, tanda kutip dan lainnya yang menandakan jeda dan paragraf baru.
Saat seseorang berbicara, ia memakai jeda, variasi vokal dan gerak tubuh. Oleh karena itu, seseorang perlu mengatur suara dan gerak tubuhnya. Dengan menyelaraskan antara suara dan gerak tubuh, maka presentasi seseorang akan efektif.
Selain dituntut untuk memiliki suara dan bahasa tubuh yang tepat, seorang pembicara publik juga harus pandai dalam menggunakan gerakan isyarat, gerakan isyarat merupakan gerakan tubuh yang digunakan untuk menyampaikan makna dan memberikan tekanan.
Charles Bonar Sirait dalam Zelfis (2016: 95) menjelaskan bahwa ada 4 jenis gerak isyarat yaitu:
Pertama, deskriptif. Gerak isyarat ini menggambarkan ukuran, bentuk, gerakan, lokasi, angka dan kegunaan dari berbagai objek. Dengan berbagai macam gerakan anggota tubuh.
Kedua, penegasan, Gerakan ini diberikan untuk menegaskan apa yang sudah disampaikan. Penegasan ini dapat digunakan untuk menyampaikan kesungguhan dan ketulusan seorang pembicara kepada peserta.
Dengan cara merapatkan kelima jari tangan dan menggerakkan tangan seperti gerakan vertikal sebuah pisau memotong benda.
Ketiga, saran. Gerakan ini melambangkan berbagai emosi dan gagasan. Sebagai contoh bahu yang diangkat mengindikasikan ketidak tahuan, telapak tangan yang terbuka melambangkan memberi atau menerima.
Keempat, dorongan. Gerakan ini membangkitkan respons audiens, bila kita meminta audiens untuk mengangkat tangan, memberikan tepuk tangan, atau melakukan sesuatu, kita harus memberikan contoh terlebih dahulu sehingga audiens tertarik untuk menirukan gerakan tersebut.
Lebih lanjut Charles menambahkan bahwa ada beberapa cara menggunakan gerak isyarat secara efektif yaitu:
1. Bangunlah respons yang alami terhadap apa saja yang kita katakan. Lakukan gerakan secara spontan dan kita akan menemukan dengan sendirinya kenikmatan, gelora atau semangat presentasi kita.
2. Gerak isyarat kita harus sejalan dengan apa yang kita rasakan, pikirkan dan katakan. Janganlah takut
menggunakan gerak isyarat. Cara ini dapat membantukita menekankan apa yang sedang kita katakan.
3. Gerak isyarat kita harus meyakinkan dan hidup. Gerak ini harus melibatkan seluruh tubuh.
Misalnya saat kita sedang menggunakan kedua tangan untuk menekankan sesuatu, pada saat yang sama majulah satu langkah, menatap audiens ketika kita menggerakkan tangan.
4. Buatlah gerak isyarat halus dan tepat pada waktunya.
5. Beranikah diri saat kita menggerakkan tangan dan ingatlah bahwa seluruh tubuh kita dapat digunakan untuk menjalin komunikasi efektif.
BAHASA TUBUH YANG BAIK
Terkait dengan bahasa tubuh yang baik, Fitria Zelfis (2016: 97) menggambarkan bahwa sekelompok tim peneliti yang dipimpin oleh Christopher Brannogan dan David Humphries telah memisahkan dan membuat daftar dari 135 bahasa tubuh yang berbeda termasuk ekspresi wajah, kepala dan tubuh. Dari jumlah ini, 80 di antaranya merupakan bahasa tubuh dan ekspresi wajah dan kepala. Bahasa tubuh secara dibagi pada dua kelompok, yaitu bahasa tubuh positif dan bahasa tubuh negatif.
Bahasa tubuh positif akan menghasilkan respons yang positif. Sebaliknya bahasa tubuh yang negatif juga akan menghasilkan respons yang negatif dari orang lain.
Bahasa tubuh yang harus dihindari adalah bahasa tubuh orang yang merasa berkuasa, jika Anda melakukan bahasa tubuh ini, tentulah audiens tidak akan menyenangi Anda, karena bagi mereka Anda terlihat angkuh dan sombong.
Bahasa Tubuh orang yang berkuasa dan harus dihindari oleh seorang pembicara publik yaitu meletakkan kaki di atas meja, melipatkan tangannya ke belakang dan mengembuskan asap rokok.
Bahasa tubuh lainnya yang harus dihindari adalah memasukkan tangan ke saku, menaruh tangan ke belakang, berdiri bertumpu di satu kaki, serta menggaruk hidung atau kepala. Orang yang memasukkan tangan ke saku dan menaruh tangan di belakang seperti menyembunyikan sesuatu dan menunjukkan kurangnya keterbukaan. Sementara orang yang bertumpu di satu kaki kelihatan seperti orang malas dan kurang bersungguh-sungguh.
Menggaruk kepala atau menggosok hidung juga menunjukkan kurangnya percaya diri atau lupa dengan sesuatu sehingga tampak tidak menguasai sebuah topik.
Selanjutnya, Zelfis (2016: 98) mengemukakan, ada beberapa cara bahasa tubuh yang baik yaitu:
Pertama, tidak menyilangkan kaki dan tangan. Tangan dan kaki yang disilangkan identik dengan orang yang tertutup dengan lawan bicara. Ia memiliki kecenderungan untuk tidak memberikan kesempatan kepada orang lain. Alhasil tidak tercipta sebuah komunikasi yang positif. Sebaliknya dengan membuka tangan dan kaki, maka seseorang berarti terbuka dengan orang lain.
Kedua, melakukan kontak mata, tetapi bukan menatap.
Menatap berbeda dengan kontak mata biasa. Menatap itu kesannya lebih dalam dan lama. Tentu saja seorang pembicara publik kurang pantas melakukan hal ini kepada audiens.
Audiens akan ketakutan, gelisah karena merasa diawasi sehingga kurang nyaman, lakukan kontak mata sekadarnya saja.
Ketiga, membuat jarak antara kedua kaki. Hal ini sebagai pertanda bahwa Anda cukup percaya diri dan nyaman dengan diri Anda sendiri. Ini sangat dibutuhkan oleh seorang pembicara publik.
Keempat, membuat bahu relaks. Seseorang akan merasakan ketegangan di kedua bahu kalau ia juga merasakan ketegangan. Biasanya terlihat dari posisi bahu yang sedikit terangkat dan maju. Cobalah untuk mengendurkan ketegangan dengan menggerakkan bahu Anda dan mundurkan kembali dan bersandar.
Kelima, mengangguk ketika lawan bicara Anda sedang berbicara. Mengangguk menandakan bahwa Anda memang sedang mendengarkan. Namun, hal ini juga ada batasnya jangan sampai berlebihan dan membuat Anda tampak lebih buruk.
Keenam, jangan membungkuk, duduklah dengan tegak.
Membungkuk menandakan bahwa Anda tidak bergairah.
Sementara tegak di sini maksudnya adalah tetap dalam koridor santai dan tidak tegang.
Ketujuh, condongkan badan, tetapi jangan terlalu banyak.
Jika Anda ingin menunjukkan bahwa Anda tertarik dengan apa yang disampaikan oleh lawan bicara, condongkan sedikit tubuh Anda ke arahnya.
Namun, jangan juga terlalu condong karena Anda terlihat seperti akan meminta sesuatu. Jika Anda ingin menunjukkan bahwa Anda cukup percaya diri dan santai, condongkan sedikit badan Anda ke belakang. Namun, jangan terlalu condong karena Anda akan terlihat arogan.
Kedelapan, tersenyum dan tertawa. Cerialah, jangan terlalu serius. Santai tersenyum bahkan tertawa jika seseorang menceritakan suatu hal yang lucu. Orang akan cenderung mendengarkan jika Anda terlihat sebagai orang yang positif.
Namun, jangan menjadi orang yang kali pertama tertawa jika Anda sendiri yang menceritakan cerita lucu, karena Anda akan terkesan gugup dan seperti minta dikasihani.
Kesembilan, jagalah posisi kepala Anda tetap lurus. Jangan melihat ke bawah ketika Anda berbicara dengan seseorang.
Anda akan terlihat seperti tidak nyaman berbicara dengan lawan bicara Anda dan juga terlihat seperti orang yang tidak percaya diri.
Kesepuluh, jangan terburu-buru. Ini bisa berlaku untuk apa saja. Bagi Anda yang mempunyai kebiasaan berjalan dengan cepat, cobalah sesekali untuk memperlambat jalan Anda. Selain akan terlihat lebih tenang dan penuh percaya diri, Anda juga akan merasakan tingkat stres berkurang.
Kesebelas, hindari gerakan-gerakan yang menunjukkan bahwa Anda gelisah. Seperti menyentuh muka, menggoyang-goyangkan kaki, atau mengetuk-ngetuk jari di atas meja dengan cepat. Gerakan-gerakan semacam itu menunjukkan bahwa Anda gugup dan dapat mengganggu perhatian lawan bicara atau orang-orang yang sedang berbicara dengan Anda.
Kedua belas, efektifkan penggunaan tangan Anda.
Daripada Anda menggunakan tangan untuk hal-hal yang dapat mengganggu perhatian lawan bicara, seperti disebutkan dalam poin 11 di atas, lebih baik gunakan tangan Anda untuk membantu menjelaskan apa yang disampaikan.
Ketiga belas, rendahkan gelas minuman Anda.
Sering kali kita berbicara dengan seseorang sambil memegang gelas minum di depan dada kita. Sikap ini agak kurang baik karena akan membuat ‘jarak” yang cukup jauh antara Anda dan lawan bicara. Rendahkan posisi gelas minuman, bahkan jika perlu anda memegangnya sampai di dekat kaki.
Keempat belas, jangan berdiri terlalu dekat. Orang yang mengubah posisinya menjadi terlalu dekat pada lawan bicaranya dapat menandakan bahwa ia sedang menyembunyikan sesuatu atau mempunyai maksud tertentu.
Selain itu tentu akan membuat lawan bicara tidak nyaman.Jagalah selalu jarak dengan lawan bicara.
Kelima belas. Berkaca, ketika dua orang terkoneksi dan melakukan hubungan pembicaraan yang positif, mereka secara tidak sadar akan saling berkaca satu sama lain.
Dalam arti Anda akan sedikit meniru bahasa tubuh lawan bicara, begitu juga sebaliknya. Anda dapat juga melakukan teknik berkaca yang proaktif (dengan sadar) untuk lebih meningkatkan kualitas hubungan dengan lawan bicara.
Keenam belas, jagalah selalu sikap Anda. Apa yang Anda rasakan tersalur lewat bahasa tubuh dan dapat menjadi perbedaan yang besar terhadap kualitas hubungan dengan lawan bicara. Tetaplah jaga sikap yang positif, terbuka dan santai.
0 Response to "MEMAHAMI DAN MENGUASAI BAHASA TUBUH"
Post a Comment
Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Berkomentar dengan Bijak