APA YANG KAMU KETAHUI TENTANG QASHIDAH BURDAH ?

APA YANG KAMU KETAHUI TENTANG QASHIDAH BURDAH ?

Al-Bushiri berkata di dalam qashidahnya yang masyhur, dengan mengarahkan 

“Di antara kedermawananmu adalah dunia dan akhirat. Dan di antara ilmumu adalah ilmu lauhul mahfuzh dan qalam”

Ucapan ini bertentangan dengan Al-Qur’an. Allah ta’ala berfirman;

“Dan sesungguhnya milik Kamilah akhirat dan dunia itu”. (Qs. Al-Lail: 13)

Maka dunia dan akhirat itu dari Allah. Termasuk dari makhluk Allah. Bukan dari kedermewanan Rasul Shallallahu 'alaihi wasallam bukan pula ciptaan rasul Shallallahu a'laihi wasallam 

Dan Rasul Shallallahu 'alaihi wasallam juga tidak mengetahui apa yang ada di dalam lauhul mahfuzh, karena tidaklah ada yang mengetahuinya melainkan hanya Allah ta’ala semata.

Ini merupakan pujian yang berlebihan, menyebut Rasul Shallallahu a'laihi wasallam mengetahui perkara ghaib yang terdapat di lauhul mahfuzh, bahkan menyebut apa yang ada di dalamnya merupakan ilmunya Rasul Shallallahu a'laihi wasallam 

Sedang, Rasul Shallallahu 'alaihi wasallam melarang kita dari berlebihan di dalam memuji beliau. Beliau bersabda;

“Janganlah kalian berlebihan di dalam memujiku sebagaimana orang-orang Nasrani berlebihan di dalam memuji Isa bin Maryam. Saya ini hanyalah seorang hamba. Maka katakanlah, hamba Allah dan rasul-Nya”. [HR. Bukhari]

“Tiada satu pun menyakiti diriku, lalu kumohon bantuan Nabi, melainkan aku mendapatkan pertolongannya tanpa sedikit pun disakiti”

Al-Bushiri menyatakan, tidaklah menimpaku penyakit atau kegundahan kemudian aku meminta dari Nabi kesembuhan atau kelapangan melainkan beliau akan menyembuhkan penyakitku dan melenyapkan kegundahanku.

(Ini bertentangan dengan Al-Qur’an dan hadits). Karena di dalam Al-Qur’an disebutkan tentang Ibrahim yang berkata;

“Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku”. (Qs. Asy-Syu’ara: 80)

Dan Rasul Shallallahu a'laihi wasallam bersabda;

“Jika kamu memohon, maka memohonlah kepada Allah, dan jika kamu meminta pertolongan, maka mintalah pertolongan kepada Allah”. [HR. Tirmidzi, dan dia berkata: hadits hasan].

“Sesungguhnya aku punya jaminan karena namaku adalah Muhammad. Dan beliau adalah makhluk Allah yang paling sempurna dalam menuaikan janji”.

Al-Bushiri menyatakan bahwa dia punya perjanjian dengan Rasul Shallallahu 'alaihi wasallam untuk memasukkannya ke dalam Surga, karena namanya adalah (sama-sama) Muhammad.

Dari mana dia mendapatkan jaminan seperti ini? Apakah karena namanya Muhammad lantas membuatnya dijamin masuk surga? Padahal Rasul shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepada putrinya sendiri; Fathimah,

“Wahai Fathimah bintu Muhammad, silakan kamu minta dariku hartaku sesuai yang kamu kehendaki, namun aku tidaklah bisa menyelamatkanmu dari (siksa) Allah sedikitpun”. [ HR. Bukhari ]

“Bagaimana mungkin Nabi nan mulia tertarik kepada kemilau harta dunia. Andai saja tanpa Nabi Muhammad, dunia takkan pernah ada”.

Al-Bushiri menyatakan kalau bukan karena Nabi Muhammad Shallallahu A'laihi Wa Sallam niscaya dunia tidak akan pernah diciptakan. Padahal Allah ta’ala berfirman, mendustakan (pernyataan seperti ini),

“Dan Aku tidaklah menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku”. (Qs. Adz-Dzariyat: 56)

“Aku bersumpah dengan bulan yang terbelah bahwa, ada sumpah yang terkabulkan pada dirinya”

Al-Bushiri bersumpah dengan bulan, padahal Rasul Shallallahu a'laihi wasallam bersabda;

“Barangsiapa bersumpah dengan selain Allah maka dia telah berbuat syirik” [Hadits Shahih, HR. Ahmad ]

“Andai saja keagungan mukjizat Nabi sama dengan ketinggian derajatnya. Maka dengan sebutan namanya menjadi hiduplah orang yang telah hancur tulang- belulangnya”.

Maknanya, seandainya mukjizat-mukjizat Rasul itu derajatnya sama dengan ketinggian derajat Rasul niscaya orang mati yang telah jadi tulang-belulang bisa hidup dan bangkit dengan disebutnya nama Rasul Shallallahu 'alaihi wasallam Ucapan ini merupakan penentangan terhadap Allah. 

Dan perlu diketahui, memang Allah ta’ala telah memberikan mukjizat kepada Nabi Shallallahu a'laihi wasallam berupa Al-Qur’an, dan bulan yang terbelah. 

Maka hati-hatilah wahai saudaraku semuslim dari membaca qashidah ini atau semisalnya yang itu bertentangan dengan Al-Qur’an dan petunjuk  Rasullullah.

Oleh: Asy-Syaikh Muhammad bin Jami Zainu rahimahullah

0 Response to "APA YANG KAMU KETAHUI TENTANG QASHIDAH BURDAH ?"

Post a Comment

Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Berkomentar dengan Bijak