Bahaya Bila Tidak Memaafkan Orang Lain
Bismillâhirrahmânirrahîm. Puji dan syukur kepada Allah subhânahu wata’âla, Tuhan Yang Maha Mengetahui dan Menganugerahkan pengetahuan kepada makhlukNya.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah Sallallahu 'alaihi wa sallam yang tidak akan pernah habis teladan terpancar dari diri Beliau sampai akhir masa.
Namun tidak semua orang dapat memaafkan kesalahan orang lain dan memilih untuk menghindar atau memusuhinya.
Berikut ini bahaya apabila tidak memaafkan kesalahan orang lain, diantaranya adalah:
- Stres
- Frustasi
- Tidak bisa fokus
- Tidak mampu untuk melangkah maju kedepan
- Perkembangan sifat dalam diri terhambat
- Hubungan sosial masyarakat terganggu
Ketidakmampuan memaafkan dapat memberikan berbagai dampak negatif, baik secara fisik, mental (emosional), spiritual, maupun sosial.
1. Dampak Fisik
Secara fisik, orang yang marah akan menjadikan jantungnya berdetak lebih cepat, mengalirkan darah keseluruh tubuh dengan cepat pula, napas terasa susah (tersengal-sengal), mata melotot merah, pikiran terkunci mati, hati tidak berfungsi, dan yang mengalir dalam tubuhnya adalah keinginan yang negatif.
Jika hal itu berlanjut dan tidak segera membuka hati untuk memaafkan, akibatnya bisa menjadi sumber pemicu berbagai penyakit. Kemudian muncul kelelahan, kecemasan, dan waswas dalam menanggung beban masalah sehingga jantung berpacu lebih cepat dan tekanan darah lebih tinggi.
Memang ada juga yang melampiaskan kemarahan dan dendamnya dengan mengkonsumsi makanan secara berlebihan sehingga yang terjadi adalah kegemukan.
Di samping penampilan menjadi tidak bagus, kegemukan menjadi sarang berbagai penyakit untuk tubuh. Ada juga yang sebaliknya, tidak mau makan ketika memendam masalah.
Badanpun menjadi kurus dan berpenyakitan. Akibatnya, penyakit mendatanginya seperti mag dan lambung. Badan lesu, lelah, dan capek sehingga malas untuk beraktivitas dan meraih prestasi.
2. Dampak Mental (Emosional)
Selain mendatangkan kerugian secara fisik, marah akan mendatangkan kerugian secara mental. Orang yang tidak mampu memaafkan kesalahan orang lain dan membiarkan kegemuruhan di dalam dadanya rasa amarah dan dendam akan membawa hati dan pikirannya menjadi lelah memikirkan orang yang telah membuat masalah dengannya. Hari-harinya hanya diselimuti untuk memikirkan orang tersebut, selalu yang diingat dan dibicarakan adalah orang yang ada masalah dengannya itu.
Hidupnya hanya terfokus pada suatu permasalahan dengan orang tersebut sehingga lalai, lupa, dan terasa tumpul untuk memikirkan pekerjaan-pekerjaan yang lainnya. Hatinya telah diselimuti oleh amarah dan dendam sehingga pikiranya yang terlintas hanya sesuatu yang negatif, hatinya yang terasa hanya kepedihan, penyesalan, dan hal-hal yang negatif pula.
Di samping itu, ada juga orang-orang yang melampiaskan kemarahannya dengan tindakan anarkis seperti melempar-lempar batu, berteriak-teriak, membanting barang pecah belah, memukul-mukul tembok, dan tindakan anarkis lainnya. Semua itu hanya bisa menyelesaikan masalah secara instan, tetapi tidak akan menyelesaikan masalah yang telah menghimpitnya.
3. Dampak Spiritual
Dampak ketiga yang akan didapatkan bagi mereka yang hanya mengumbar kemarahan dan dendam serta yang tidak memaafkan adalah akan menjadikan “manusia-manusia vampir” yang selalu haus dengan adu domba, dosa, dan maksiat dan “manusia-manusia setengah setan” yang selalu gentayangan menampakkan perilaku-perilaku yang hina, tercelah, jauh dari rahmat Tuhan.
Individu yang lari dari takdir Tuhandan tidak mampu memahami dan mengais hikmah di balik permasalahan yang telah menghampirinya. Masalah- masalah yang datang dalam dirinya tidak membuatnya menjadi mulia dan bermartabat.
Sebaliknya, makin menjadi jatuh dan tertunduk malu terhina dala kehidupannya. Masalah-masalah yang datang tidak menjadikan pendidikan, tetapi dibiarkan pergi tanpa makna apapun.
4. Dampak Sosial
Emosi negatif yang muncul dari ketidak mampuan memaafkan, memunculkan pribadi yang tidak baik, akibatnya berdampak pada rusaknya persahabatan, putusnya persaudaraan, dan hilangnya keharmonisan hidup bermasyarakat. Akibatnya, muncul disharmonisasi dalam kehidupan masyarakat dan jauhlah menikmati indahnya hidup dunia, indahnya persahabatan, dan indahnya berprestasi.
Menolak memaafkan memberikan kekuatan sementara, tidak memberikan respon pertahanan diri yang jelas dan terukur. Memolak memaafkan tidak membebaskan kita dari kesalapahaman terhadap orang yang menyinggung/menyakiti, atau menyediakan sesuatu yang lebih baik melainkan kebencian untuk membangun kembali harga diri yang terluka. Menolak memaafkan tidak memberi kita sebuah “lapisan pelindung” yang sungguh-sungguh membuat kita lebih kuat atau lebih hebat dari manusia lainnya.
Tidak memaafkan hanyalah kekuatan negatif, yang membuat kehidupan terbatas, sempit, respon keras kepala terhadap luka hati yang mendorong kebencian dan rasa malu, serta menjauhkan diri dari tantangan yang lebih besar untuk menciptakan perdamaian dengan diri sendiri agar dapat merasak keutuhan diri dan bahagia menjalani hidup.
Akibat dari Tidak bisa memaafkan Orang lain maka akan muncul rasa dendam, pembenaran diri sendiri, kesombongan, dan kebencian terhadap orang "yang melakukan kesalahan yang sama".
Akan muncul rasa mengasihi diri sendiri, merasa tidak mampu menerima kesalahan diri, dan jatuh dalam depresi.
Memaafkan adalah langkah pertama untuk pemulihan, yaitu ketika kita melepaskan orang dan luka yang telah lama menganggu kita.Memaafkan bukanlah melupakan. Melupakan adalah menutupi luka, Memaafkan adalah menyembuhkan luka.
Jika kita tidak menyembuhkan luka tersebut, melainkan menutupinya dengan berbagai hal. Dimulai dari hal yang "buruk sampai baik", dari narkoba sampai menjadi orang sukses demi membuktikan bahwa diri kita kuat, itu akan membuat diri kita menjadi semakin kejam, jahat dan kasar seperti vampir.
Kita harus "menyedot" energi dari luar untuk mempertahankan eksistensi kita yang berkuasa karena vampir adalah mahluk kebencian, dan dia menghirup kebencian sebagai sumber kekuatannya.
Bayangkan jika orang yang tidak pernah memaafkan ini berkenalan dengan orang dalam sebuah relasi. Dia akan menyedot nyawa dari orang lain sebagai toxic person, dan tidak akan pernah merasa puas dengan segala kebaikan. Karena orang yang tidak bisa memaafkan adalah orang yang merasa dirinya lebih baik daripada yang lain.
Tipe yang Mudah dan Sulit Memaafkan
Apakah memang ada tipe-tipe orang yang secara psikologis punya kecenderungan sukar memberi dan meminta maaf?
Apakah orang yang sukar meminta maaf sukar juga memberi maaf?
Secara umum kepribadian berhubungan dengan pemberian maaf.
Dalam penelitian yang dilakukan pada sejumlah etnis. Tentu juga ditemukannya dalam berbagai riset yang dilakukan para ahli sebelumnya.
Tipe kepribadian kebaikan hati atau agreeableness adalah tipe yang secara konsisten paling mudah memaafkan.
Ciri orang-orang tipe ini adalah hangat, kooperatif, tidak mementingkan diri sendiri, menyenangkan, jujur, dermawan, sopan, dan fleksibel. Dengan sifat-sifat itu mereka mudah memaafkan.
Pertimbangan mereka sehingga mereka mudah memaafkan adalah karena mereka bertanggung jawab. Tanggung jawab moral untuk menghadirkan kebaikan kepada orang lain menjadikan mereka mampu memaafkan.
Karena tanggung jawab itu, mereka tidak menganggap penting kezaliman yang dilakukan orang lain kepada diri mereka. Yang mereka pentingkan adalah tanggung jawab untuk memberi dampak positif kepada orang lain. Pemaafan diberikan untuk memudahkan hadirnya dampak positif bagi orang lain.
Tipe yang kedua yang juga mudah memaafkan adalah kepribadian ekstraversi.
Ciri-ciri orang tipe ini adalah keterbukaan ekspresi, asertif, dan berjiwa sosial. Mereka juga mudah memaafkan. Ini karena mereka suka bergaul, suka berada di antara banyak orang.
Dengan memaafkan, mereka ingin mempertahankan hubungan baiknya dengan orang lain.
Mereka ingin agar relasinya dengan relasinya dengan orang lain yang memburuk dapat diperbaiki. Memaafkan menjadikan mereka nyaman menjalin dan menjalani relasi dengan orang lain.
Tipe yang paling sulit memaafkan adalah kepribadian neurotisisme.
Ciri penting dalam orang tipe ini adalah mudah merasa marah, sedih, stres, cemas dan depresi.
Dengan perasaan itu individu selalu diliputi rasa permusuhan terutama terhadap orang yang pernah menyakiti hatinya.
Orang yang bertipe neurotis adalah orang yang tidak stabil secara emosi. Mereka mudah terpengaruh oleh suasana hati akibat stimulasi tak menyenangkan dari lingkungan. Istilah populernya adalah baper.
Mereka mudah baper bila ada hal yang tidak menyenangkan. Sebagian dari mereka mempunyai ciri sumbu pendek. Kalau merasa tersakiti, mereka menunjukkan emosi yang negative seperti marah, benci, sakit hati.
Sebaliknya, orang yang secara emosional stabil cenderung tidak terpengaruh suasana hati atau terlalu sensitif sehingga mereka mudah untuk memaafkan.
Demikian. Wallahu a’lam bi ash shawab.
0 Response to "Bahaya Bila Tidak Memaafkan Orang Lain"
Post a Comment
Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Berkomentar dengan Bijak