Pikun dalam Islam

Dalam Islam, istilah "pikun" (demensia atau penurunan daya ingat karena usia) tidak disebutkan secara eksplisit dalam Al-Qur'an atau Hadis, tetapi ajaran Islam memberikan panduan umum tentang bagaimana menyikapi kondisi ini, baik dari sisi penderita maupun orang-orang di sekitarnya. 

Berikut penjelasan singkat:

1. Pemahaman Pikun dari Sudut Pandang Islam:

- Pikun dianggap sebagai bagian dari ujian hidup atau proses penuaan yang wajar, sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Qur'an, Surah Ar-Rum ayat 54: “Allah-lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban...” Ayat ini menunjukkan bahwa kelemahan di usia tua, termasuk pikun, adalah bagian dari kehendak Allah.

- Penderita pikun tetap memiliki martabat sebagai manusia dan wajib dihormati.

2. Kewajiban Berbakti kepada Orang Tua yang Pikun:

 - Islam sangat menekankan berbakti kepada orang tua, terutama saat mereka lanjut usia. Dalam Surah Al-Isra ayat 23-24, Allah memerintahkan untuk berbuat baik kepada orang tua dan tidak membentak mereka, bahkan dalam keadaan lemah atau pikun: “…dan janganlah kamu membentak mereka, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”

- Merawat orang tua yang pikun dianggap sebagai amal shaleh yang besar pahalanya.

3. Sikap Penderita Pikun:

- Bagi penderita pikun yang masih memiliki kesadaran, Islam mendorong untuk tetap bersabar dan berdoa memohon kemudahan dari Allah. Jika kesadaran sudah sangat menurun, mereka tidak lagi dibebani kewajiban syariat (seperti sholat atau puasa) karena dianggap tidak mukallaf (tidak lagi memiliki tanggung jawab syar’i).

4. Dukungan Komunitas dan Keluarga:

- Keluarga dan masyarakat dianjurkan untuk memberikan perhatian, kasih sayang, dan perawatan kepada penderita pikun. Ini mencakup memastikan kebutuhan fisik, emosional, dan spiritual mereka terpenuhi.

- Memberikan lingkungan yang mendukung, seperti mengingatkan mereka untuk berzikir atau mendengarkan ayat-ayat Al-Qur'an, dapat membantu ketenangan jiwa.

5. Pandangan Medis dan Spiritual:

 - Islam mendorong umatnya untuk mencari pengobatan (berobat) jika memungkinkan, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW: “Carilah pengobatan, karena Allah tidak menurunkan penyakit melainkan juga menurunkan obatnya.” (HR. Bukhari).

 - Namun, jika pikun tidak dapat disembuhkan, maka sikap tawakal dan menerima takdir Allah menjadi kunci.

0 Response to "Pikun dalam Islam "

Post a Comment

Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Berkomentar dengan Bijak