Penyakit yang Menular dari Hewan ke Manusia (Zoonosis)
Jenis penyakit yang dapat ditularkan hewan ke manusia disebut dengan Zoonosis atau penyakit zoonotik.
Penyakit ini umumnya disebabkan oleh berbagai jenis mikroorganisme, seperti bakteri, virus, jamur, atau parasit seperti protozoa dan cacing.
Penularan dapat melalui 3 cara yaitu langsung, tidak langsung dan konsumsi. Zoonosis bisa menular dari hewan liar, hewan ternak, maupun hewan peliharaan.
Penularan melalui kontak langsung dapat terjadi dengan cara kontak dengan hewan terinfeksi, tergigit, terkena air liur dan kotoran hewan serta cairan yang keluar dari hewan tersebut.
Sedangkan penularan tidak langsung dapat melalui perantara, baik artropoda yang bertindak sebagai vektor, air dan juga tanah.
Selain kedua cara tersebut penularan juga dapat melalui konsumsi produk asal hewan terinfeksi yang masih mengandung bibit penyakit.
Zoonosis dapat menjadi masalah bagi kesehatan masyarakat karena hubungan yang dekat antara manusia dengan hewan, baik sebagai sumber pangan, hewan peliharaan, maupun penunjang kegiatan manusia.
Penyakit zoonosis bisa saja menimbulkan gejala ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, tidak sedikit pula yang dapat menimbulkan gejala serius dan berpotensi menyebabkan kematian.
Jenis hewan yang dapat menularkan penyakit zoonosis kepada manusia, di antaranya:
- Nyamuk, misalnya Aedes aegypti dan Anopheles
- Unggas dan burung, termasuk ayam dan bebek
- Serangga, seperti tungau dan kutu
- Hewan liar, misalnya kelelawar, monyet, dan tikus
- Hewan ternak, seperti sapi dan babi
- Hewan peliharaan, seperti kucing dan anjing
- Hewan yang tinggal di air, seperti keong dan siput
Macam-Macam Penyakit Zoonosis
Berikut ini adalah beberapa jenis penyakit yang tergolong sebagai zoonosis:
- Anthraks
- Cacingan, misalnya infeksi cacing gelang (askariasis) dan cacing pita (taeniasis)
- Demam berdarah
- Malaria
- Kaki gajah atau filariasis
- Chikungunya
- Pes
Infeksi bakteri Salmonella atau demam tifoid (tifus/tipes)
- Toksoplasmosis
- Flu burung
- Rabies
- Leptospirosis
- Cacar monyet
- Listeriosis
- Ebola
- Dermatofitosis, seperti tinea corporis, tinea capitis, atau tinea barbae
Selain berbagai jenis penyakit di atas, masih ada banyak penyakit yang bisa menular dari hewan ke manusia.
Sebagai contoh, penyakit COVID-19 yang kini sedang menjadi wabah global atau pandemi diduga berasal dari hewan liar, seperti kelelawar.
Virus nipah yang diprediksi berpotensi menjadi pandemi juga merupakan salah satu jenis virus yang bersifat zoonotik atau dapat menular melalui hewan.
Cara Penularan Penyakit Zoonosis dari Hewan ke Manusia
Penularan zoonosis dari hewan ke manusia bisa terjadi melalui berbagai cara, yaitu:
1. Kontak langsung
Zoonosis bisa menular ke manusia ketika seseorang bersentuhan atau kontak fisik secara langsung dengan hewan atau cairan tubuh hewan yang terinfeksi penyakit.
Cairan tubuh hewan tersebut bisa berupa air liur, darah, urine, lendir, dan kotoran. Selain itu, seseorang juga bisa terkena penyakit zoonosis ketika ia digigit atau dicakar hewan.
Gigitan serangga, seperti kutu, tungau, dan nyamuk, juga dapat menjadi media penularan penyakit zoonosis.
2. Kontak tidak langsung
Penularan penyakit zoonosis juga bisa terjadi ketika seseorang menyentuh benda yang telah terkontaminasi cairan tubuh hewan yang mengandung virus, kuman, atau parasit penyebab penyakit.
Contohnya adalah air tangki akuarium, wadah makanan dan minuman, kandang, tanah, serta makanan hewan.
3. Konsumsi makanan yang terkontaminasi
Susu yang tidak dipasteurisasi, daging atau telur yang kurang matang, serta buah dan sayuran mentah yang terkontaminasi kotoran atau urine hewan yang terinfeksi juga bisa menjadi media penularan penyakit.
Makanan yang terkontaminasi dapat menyebabkan penyakit, baik pada manusia maupun hewan, termasuk hewan peliharaan. Makanan kotor ini bisa berasal dari dalam rumah atau pun dari rumah makan.
4. Air kotor
Penyakit infeksi zoonosis juga dapat terjadi ketika seseorang minum atau menggunakan air yang telah terkontaminasi kotoran, darah, atau urine dari hewan yang terinfeksi.
Pada dasarnya, penyakit zoonosis bisa menyerang siapa saja, tetapi lebih umum terjadi di daerah yang sanitasinya buruk atau di daerah tropis, di mana hewan dan serangga penyebab penyakit zoonosis banyak ditemukan.
Contohnya adalah nyamuk, yang lebih banyak ditemukan di daerah tropis dengan curah hujan tinggi, termasuk Indonesia.
Selain itu, ada beberapa orang yang lebih berisiko terkena infeksi, termasuk penyakit infeksi yang ditularkan oleh hewan.
Kelompok ini termasuk bayi dan anak-anak, para lansia, wanita hamil, serta orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah, seperti pasien kanker, malnutrisi, atau ODHA.
Cara Mencegah Penularan Zoonosis
Di Indonesia, sebagian penyakit zoonosis, seperti demam berdarah, malaria, leptospirosis, rabies, dan kaki gajah, masih tergolong sebagai penyakit endemik.
Selain itu, orang yang tinggal dan bekerja di daerah peternakan, area persawahan, atau ladang juga lebih berisiko terkena penyakit zoonosis karena memiliki kontak erat dengan hewan.
Kebun binatang juga merupakan tempat yang umum bagi penularan penyakit zoonosis. Sedangkan di rumah, penyakit zoonosis biasanya berasal dari hewan peliharaan yang kurang terawat.
Untuk mencegah penularan penyakit dari hewan ke manusia, Anda bisa melakukan beberapa langkah berikut ini:
1. Mencuci tangan
Cucilah tangan menggunakan sabun dan air mengalir setelah berada di dekat hewan, walau Anda tidak menyentuhnya. Jika sabun dan air tidak tersedia, Anda dapat menggunakan hand sanitizer.
Namun, hand sanitizer tidak membasmi semua jenis kuman, sehingga penting untuk tetap mencuci tangan dengan sabun dan air bersih.
2. Menjaga kebersihan rumah
Anda perlu rutin menjaga kebersihan rumah agar kotoran dan hewan penyebab zoonosis, seperti nyamuk dan tungau, tidak bersarang di dalam rumah.
Untuk mencegah gigitan nyamuk, lakukan 3M plus. Sementara itu, untuk mencegah gigitan kutu dan tungau, bersihkan tempat tidur dan sofa secara rutin. Ganti dan cuci seprai setidaknya seminggu sekali.
Bila Anda memiliki hewan peliharaan, bersihkan kandangnya secara rutin. Jangan lupa untuk membawa hewan peliharaan ke dokter hewan secara rutin agar dapat diperiksa kondisi kesehatannya dan diberikan vaksinasi guna mencegah penyakit berbahaya, seperti rabies.
3. Memilih hewan peliharaan yang aman
Cari dulu informasi sebanyak mungkin sebelum mengadopsi atau membeli hewan peliharaan. Anak-anak usia di bawah 5 tahun, lansia di atas 65 tahun, dan orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah sebaiknya membatasi atau tidak melakukan kontak dengan hewan pengerat, reptil, amfibi, dan unggas.
Jika Anda memeliharanya, hindari mendekatkan hewan tersebut ke wajah, karena hewan jenis ini berisiko tinggi menyebarkan kuman, virus, atau parasit penyebab zoonosis.
Secara umum, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dapat dilakukan sebagai salah satu langkah pencegahan zoonosis. Namun, selain kontak langsung dengan hewan, zoonosis juga bisa menular lewat hewan yang dikonsumsi.
Oleh karena itu, sebelum membeli daging, ikan, atau telur, pastikan makanan tersebut berasal dari hewan yang sehat dan dipelihara di peternakan yang bersih. Jangan lupa pula untuk memasaknya hingga benar-benar matang sebelum dikonsumsi.
Penyakit zoonosis memang mudah menular dari hewan ke manusia, tetapi Anda bisa melindungi diri dari penyakit ini dengan memperhatikan kebersihan makanan dan lingkungan, serta menjaga kebersihan dan kebugaran tubuh.
Jika Anda sering kontak dengan hewan dan mengalami gejala-gejala penyakit zoonosis, seperti demam, nyeri, sakit kepala, lemas, atau diare, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan pengobatan.
0 Response to "Penyakit yang Menular dari Hewan ke Manusia (Zoonosis)"
Post a Comment
Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Berkomentar dengan Bijak