Adzan Dan Iqamat

Bismillahirrahmanirrahim. Tiada untaian kata yang pantas diucapkan seorang hamba dan syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta'ala, semoga rahmat dan karunia-Nya selalu menyertai setiap langkah-langkah kita dalam penghambaan kepada-Nya. 

Tak lupa pula, shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada manusia paling mulia, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya yang selalu istiqamah dalam menjalankan risalahnya hingga akhir zaman.

ADZAN DAN IQAMAT

Pernahkah kita bertanya-tanya mengapa saat mengumandangkan adzan disunnahkan untuk membacanya dengan tempo yang panjang dan lama, sedangkan ketika iqamat sebaliknya dibacakan dengan durasi yang singkat dan cepat? 

Rupanya hal ini bukan semata-mata kebetulan, melainkan ada hikmah tersembunyi dibalik kesunnahan Rasulullah tersebut. Al-Imam Al-Bujairami menjelaskan dalam kitab beliau Tuhfatul Habib ala Syarah Al-Khatib,

الاسراع بالاقامة وحكمته المبادرة بالصلاة، و اما الاذان فالغرض منه الاعلام فيناسب تطويله 

"Iqamat dianjurkan cepat agar manusia mendirikan shalat dengan cepat setelah mendengar iqamat, sedangkan adzan dianjurkan panjang karena hanya memberitahu masuknya waktu shalat, sehingga masih ada waktu cukup panjang sebelum shalat dilaksanakan."

Maksudnya, ketika mendengar adzan mungkin saja manusia masih berada di tengah-tengah kesibukan duniawi. Sehingga mereka membutuhkan waktu yang panjang untuk bersiap-siap memenuhi panggilan shalat. 

Oleh karena itu, adzan juga dipanjangkan karena tujuan yang hendak dicapai membutuhkan jangka waktu yang panjang. 

Sedangkan ketika mendengar iqamat, biasanya manusia sudah berkumpul di masjid. Sehingga iqamat pun bisa dipersingkat, karena tujuan yang diharapkan bisa tercapai dengan jangka waktu yang singkat. 

Dapatlah ditarik kesimpulan dalam syariat adzan dan iqamat terkandung pesan yang luar biasa, bahwa tujuan yang diinginkan berbanding lurus dengan usaha yang dibutuhkan. 

Apabila kita menginginkan hasil yang besar dan bertahan dalam jangka waktu panjang, tentu kita harus siap mengerahkan usaha yang besar dan panjang pula. 

Namun apabila hasil yang dituju hanya sebuah pencapaian kecil saja, yang bertahan dalam waktu pendek, cukuplah kita melakukan usaha yang kecil dan pendek saja. 

Tentu saja aneh, jika baru berusaha sebentar namun mengharapkan hasil yang besar. Bayangkan sebuah masjid yang langsung membaca iqamat begitu masuk waktu shalat, tanpa ada adzan terlebih dahulu. 

Tentu saja tidak akan bisa mengumpulkan orang-orang secepat itu padahal mereka masih dalam kesibukan masing-masing. 

Apa yang terjadi? Hasilnya justru jauh dari harapan. Akan banyak orang-orang yang datang terlambat ke masjid tersebut. 

Berapa banyak di antara kita yang ingin sekali memperbaiki kebiasaan buruk pasangan kita, atau anak-anak kita sendiri. 

Sebenarnya caranya sudah tahu, namun melakukannya dalam jangka waktu yang lama membuat kita putus asa. Akhirnya kita berhenti berusaha. 

Barangkali kita termasuk orang-orang aneh juga, yang maunya berusaha sebentar namun mengharapkan hasil yang besar. 

Atau mungkin juga kita berambisi ingin memiliki usaha sendiri, yang bisa berkembang dari waktu ke waktu. Tetapi kita tidak sabar dengan prosesnya, dan terburu-buru ingin memetik hasilnya secara instan. 

Barangkali kita termasuk orang-orang aneh juga, yang maunya berusaha sebentar namun mengharapkan hasil yang besar. 

Oleh karena itu, ketika nanti adzan terdengar di sekitar kita, marilah mengingat juga bahwa tujuan yang diinginkan selalu berbanding lurus dengan usaha yang dibutuhkan. Lima kali sehari kita diingatkan prinsip luar biasa ini.

Salam Bahagia Sukses Dunia Akhirat

0 Response to "Adzan Dan Iqamat"

Post a Comment

Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Berkomentar dengan Bijak