Mengapa Pertamax konsumsinya lebih irit dibanding Pertalite?
Pertamax tidak bisa lebih irit dibanding Pertalite. Yang betul, Pertalite lebih boros dari Pertamax.
Kedua istilah ini berbeda, karena bagi mobil yang mesinnya cukup memakai Pertalite, tidak akan semakin irit ketika memakai Pertamax.
Sebaliknya mobil yang seharusnya pakai Pertamax, jadi lebih boros ketika diganti dengan Pertalite yang oktannya lebih rendah.
Coba lihat siklus pembakaran dibawah.
Meski kelihatannya instan, bahan bakar harus dibakar beberapa milisecond dengan busi sebelum piston mencapai titik teratas (TDC/top dead center), fungsinya supaya ketika bahan bakar terbakar dan mengeluarkan tenaga, seluruh tenaganya digunakan untuk mendorong piston ke bawah.
Pada kasus Pertalite yang bahan bakarnya lebih cepat terbakar, timing pengapian dimundurkan supaya piston tidak rusak.
Ketika pengapian dimundurkan, toh bensin sudah habis terbakar sebelum piston turun sepenuhnya (oktan rendah = cepat terbakar), yang berarti tenaga yang dihasilkan mesin tidak cukup untuk mendorong piston turun sebelum silinder lain melakukan pembakaran.
Makanya mesin dengan kompresi rasio tinggi, butuh oktan tinggi juga. Karena bensin dengan oktan rendah sudah habis terbakar duluan sebelum piston turun sepenuhnya, kecuali debit bensinnya dinaikkan..
Hasilnya mobil anda boros, emisinya jelek, karena komposisi air fuel rasionya jadi rich. Perbandingan bensin:udara yang ideal adalah 1:14.7, tapi sekarang turun jadi 1:13 karena debit bensin yang dinaikkan.. Ruang bakar jadi kotor. Catalytic converter buntu.
Sebaliknya, bagi motor yang berpendingin udara, ketika memakai BBM dengan oktan terlampau tinggi, bahan bakar yang disemprotkan kedalam silinder jadi lebih sedikit, hasilnya mesin terasa lebih panas. Belum lagi kemungkinan fuel dilution karena bensin tidak habis terbakar, dan malah meresap ke dalam oli melalui ring piston.
———————————————
follow me on social media
0 Response to "Mengapa Pertamax konsumsinya lebih irit dibanding Pertalite?"
Post a Comment
Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Berkomentar dengan Bijak