Kisah : Makanan yang Diberkahi
Bismillahirrahmanirrahim. Tiada untaian kata yang pantas diucapkan seorang hamba dan syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta'ala, semoga rahmat dan karunia-Nya selalu menyertai setiap langkah-langkah kita dalam penghambaan kepada-Nya.
Tak lupa pula, shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada manusia paling mulia, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya yang selalu istiqamah dalam menjalankan risalahnya hingga akhir zaman.
Makanan yang Diberkahi
Dalam peristiwa Khandak, atau Perang Ahzab, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan semua kaum Muslim bekerja keras menggali parit di sekeliling Madinah.
Mereka dibagi ke dalam beberapa kelompok. Masing-masing kelompok terdiri atas sepuluh orang. Setiap kelompok ditugasi menggali parit sepanjang 40 hasta.
Mereka semua bekerja keras tanpa kenal lelah karena pasukan musyrik Quraisy dan sekutu mereka telah bersiap-siap menyerang Madinah.
Rasulullah juga bekerja keras memimpin kaum Muslim hingga lupa makan. Sudah tiga hari beliau tidak mendapatkan makanan yang laik. Jabir ibn Abdullah mengetahui keadaan beliau dan merasa iba melihat kondisinya yang tampak lelah dan lapar.
Jabir berhasrat besar untuk menjamu Rasulullah sehingga ia berkata, “Wahai Rasulullah, aku mohon izin untuk pulang sebentar ke rumah.”
Beliau memberinya izin. Saat tiba di rumah, Jabir berkata kepada istrinya, “Aku melihat Rasulullah sangat lemah dan lapar. Namun, beliau tetap bersabar. Apakah kita punya sesuatu untuk dimasak?”
Istri Jabir menjawab, “Kita punya secangkir gandum dan anak kambing yang kurus.”
Jabir segera menyembelih kambing itu, lalu istrinya memasaknya, kemudian membuat beberapa potong roti gandum. Setelah makanan siap disajikan, Jabir bergegas pergi menemui Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
“Wahai Rasulullah, aku punya sedikit makanan di rumah. Sudilah kiranya Tuan datang ke rumahku bersama dua atau tiga orang untuk menyantapnya,” ujar Jabir.
“Apa yang telah kausiapkan?” tanya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam Jabir menuturkan apa adanya. Lalu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata, “Makanan yang banyak dan baik.
Tolong katakan kepada istrimu agar jangan dulu membuka tutup panci dan menghidangkan rotinya hingga aku datang.” Maka, Jabir bergegas pulang ke rumahnya mendahului Rasulullah.
Sementara itu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berseru kepada para sahabat, “Berhentilah kalian semua. Mari kita pergi ke rumah Jabir.”
Jabir tiba di rumahnya dan menceritakan obrolannya dengan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam termasuk pesan beliau.
Namun, beberapa saat kemudian Jabir terhenyak kaget dan panik melihat di depan rumahnya, Rasulullah datang bersama semua sahabat Anshar dan Muhajirin. Ia berpaling kepada istrinya dan berkata gugup, “Celaka, beliau datang bersama semua sahabat.”
“Apakah beliau telah bertanya sebelumnya kepadamu?” tanya istrinya. “Ya, sudah,” jawab Jabir.
“Maka, kau tidak perlu kaget,” jawab istrinya. Jabir menyilakan Rasulullah dan para sahabat di rumahnya.
Kemudian, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam membuka tutup panci dan mengambil sesendok masakan daging kambing itu dan mengambil sepotong roti.
Lalu, para sahabat mengikutinya hingga semua orang yang datang ke rumah Jabir bisa makan dengan kenyang.
Setelah semua orang makan, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menyuruh istri Jabir untuk makan. Ternyata, di panci itu masih tersisa masakan untuk Jabir dan istrinya, begitu pula rotinya.
Dalam kesempatan yang berbeda, Jabir mengunjungi rumah ibunya, dan ternyata ibunya telah membuatkan makanan. Ia berkata, “Hai Jabir, pergilah kepada Rasulullah dan undang beliau makan.”
Maka, Jabir bergegas pergi menemui Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan berkata, “Wahai Rasulullah, ibuku telah membuatkan makanan, dan beliau mengundang Tuan untuk menyantapnya bersama kami.”
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berpaling kepada para sahabat dan berkata, “Mari kita pergi ke sana.” Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam datang diiringi 50 orang sahabat.
Jabir sendiri terkejut dan bergegas pergi ke rumah ibunya untuk menyampaikan kabar kedatangan Rasulullah bersama puluhan sahabatnya.
Tiba di tujuan, Rasulullah dan para sahabat duduk di depan pintu. Kemudian beliau berkata, “Masuklah kalian sepuluh orang-sepuluh orang!” Kemudian, mereka semua makan sampai kenyang. Ternyata, hidangan yang hanya sedikit itu masih tersisa meski semua orang telah makan.
Suatu hari dalam sebuah ekspedisi bersama pasukan Muslim, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan kaum Muslim merasa lapar, sedangkan perbekalan sudah sangat menipis. Maka, beliau bertanya kepada Abu Hurairah, “Apakah kita masih punya sesuatu untuk dimakan?”
“Ya, kita masih punya kurma di kantong perbekalan,” jawab Abu Hurairah.
Kemudian Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengambil kurma, menggenggamnya, dan berdoa agar diberkahi Allah.
Setelah itu, beliau menyuruh semua pasukan makan dari wadah perbekalan itu hingga mereka semua merasa kenyang.
Setelah mereka semua makan, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata, “Ambillah kurma yang kupegang tadi!”
Abu Hurairah lalu memasukkan tangannya ke dalam kantong, dan ia menemukan di dalamnya kurma yang sangat banyak.
Abu Hurairah rahiyallahu 'anhu menuturkan, “Aku masih bisa makan kurma dari kantong itu sampai masa Khalifah Utsman rahiyallahu 'anhu Ketika Khalifah Utsman terbunuh, kurma itu habis.” Subhânallâh.
0 Response to "Kisah : Makanan yang Diberkahi "
Post a Comment
Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Berkomentar dengan Bijak