Kisah : Pohon Kurma yang Berpindah

Bismillahirrahmanirrahim. Tiada untaian kata yang pantas diucapkan seorang hamba dan syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta'ala, semoga rahmat dan karunia-Nya selalu menyertai setiap langkah-langkah kita dalam penghambaan kepada-Nya. 

Tak lupa pula, shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada manusia paling mulia, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya yang selalu istiqamah dalam menjalankan risalahnya hingga akhir zaman.

Pohon Kurma yang Berpindah 

Ada seorang sahabat bernama Abu Dujanah. Nama aslinya adalah Samak ibn Kharsyah. Ialah sang pemilik ikat kepala merah dan pemegang pedang  Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pada Perang Uhud. 

Setiap kali usai berjamaah shubuh, Abu Dujanah buru-buru keluar tidak  mengikuti doa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.

Suatu hari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menegurnya, “Apakah kau  tidak butuh kepada Allah?” 

“Tentu saja, ya Rasulullah,” jawab Abu Dujanah. “Tetapi, mengapa kau tidak diam dulu sampai tuntas doaku?”  

“Maafkan aku, wahai Rasulullah, aku ada keperluan.” “Apa keperluanmu?” 

Sejenak Abu Dujanah terdiam, lalu menuturkan, “Ya Rasulullah, rumahku berdekatan dengan rumah tetanggaku. Di rumahnya ada sebatang pohon kurma yang condong ke rumahku. 

Jika angin berembus di malam hari, buah kurma yang matang berjatuhan di halaman rumahku. Bila anak-anakku bangun pagi dan merasa lapar, mereka akan makan apa yang mereka lihat di halaman rumah. 

Karena itulah, aku bergegas pulang sebelum mereka bangun untuk mengumpulkan kurma kurma itu dan memberikannya ke tetanggaku. 

Suatu hari, aku melihat seorang anakku memasukkan kurma ke mulutnya. Aku mengeluarkannya dengan  jariku dan kukatakan kepadanya, ‘Hai Anakku, jangan  membuka aib ayahmu kelak di akhirat!’ Ia menangis karena merasa sangat lapar. 

Aku berkata kepadanya, ‘Aku tidak akan membiarkan barang haram memasuki  perutmu!’ Lalu, aku segera memberikan kurma-kurma itu kepada pemiliknya.” 

Mendengar penjelasannya, mata Rasulullah tampak berlinang dan beliau bertanya tentang siapa pemiliknya.  

Abu Dujanah mengatakan bahwa kurma itu milik seorang  munafik. Maka, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam memanggilnya dan berkata, 

“Juallah pohon kurma di rumahmu itu dengan sepuluh kurma di surga yang akarnya berupa intan berlian putih beserta bidadari sebanyak bilangan kurma yang matang.” 

Orang munafik itu menjawab, “Aku bukan pedagang. Aku mau menjual pohon kurma itu jika kau membayarnya dengan harga yang tinggi dan kontan.” 

Abu Bakar menawarnya, “Maukah pohon kurmamu itu ditukar dengan sepuluh pohon kurma di tempat lain?” 

Di antero Madinah tidak ada pohon kurma yang sebaik pohon kurma itu. Si pemilik mau menjualnya karena ditukar dengan sepuluh pohon kurma. Ia berkata, “Kalau begitu, baiklah, aku mau menukarnya.” 

Abu Bakar berkata lagi, “Ya, aku membelinya!” Lalu, pohon kurma itu diberikan kepada Abu Dujanah. 

Rasulullah bersabda, “Aku akan menanggung penggantinya, hai Abu Bakar.” Tentu saja Abu Bakar dan Abu Dujanah merasa senang mendengar ucapan beliau. 

Orang munafik itu pulang ke rumah dan berkata kepada istrinya, “Sungguh kita telah mendapatkan keuntungan yang sangat besar hari ini!” Lalu ia  menceritakan apa yang baru saja terjadi, 

“Aku mendapat sepuluh pohon kurma yang ditukar dengan satu pohon kurma di samping rumah ini untuk selama-lamanya.  

Kita masih bisa makan kurma yang jatuh dari pohon kurma itu dan aku tidak akan mengembalikan sedikit  pun kepada pemiliknya.” 

Malam harinya, ketika Abu Dujanah tidur, dengan kuasa Allah, pohon kurma itu pindah ke samping rumah Abu Dujanah. 

Keesokan harinya, orang munafik itu  terkesiap heran melihat pohon kurma itu tidak lagi ada di samping rumahnya. 

Inilah mukjizat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.  Kekuasaan Allah lebih besar dari itu.

0 Response to "Kisah : Pohon Kurma yang Berpindah"

Post a Comment

Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Berkomentar dengan Bijak