Kisah Nabi Shallallahu "Alaihi Wa Sallam Membelah Bulan
Bismillahirrahmanirrahim. Tiada untaian kata yang pantas diucapkan seorang hamba dan syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta'ala, semoga rahmat dan karunia-Nya selalu menyertai setiap langkah-langkah kita dalam penghambaan kepada-Nya.
Tak lupa pula, shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada manusia paling mulia, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya yang selalu istiqamah dalam menjalankan risalahnya hingga akhir zaman.
Membelah Bulan
Dikisahkan bahwa Abu Jahal mengirim surat undangan kepada Habib ibn Malik, seorang raja di Syam. Maka, Habib berangkat bersama 12.000 pasukan berkuda menuju Makkah.
Saat tiba di Kota Abtha, sebuah daerah dekat Makkah, Abu Jahal beserta para pembesar Quraisy menyambutnya dengan memberikan budak dan perhiasan.
Setelah duduk berhadapan, Habib bertanya kepada Abu Jahal tentang Muhammad. “Tuan, bertanyalah tentang Bani Hasyim!” pinta Abu Jahal. Habib menukas, “Siapakah Muhammad?”
Pembesar Quraisy yang menemui Abu Jahal menjawab, “Kami mengenalnya sejak kecil sebagai orang yang jujur dan bisa dipercaya.
Saat berusia 40 tahun, ia berbalik menghina dan merendahkan tuhan kami. Ia dakwahkan agama baru yang berbeda dari agama kami!”
“Bawalah ia ke hadapanku dengan suka rela! Bila tidak mau, paksalah!” kata Habib.
Maka, seseorang pergi memanggil Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, yang tanpa rasa takut sedikit pun datang menemui Habib ditemani sahabat setianya, Abu Bakar, dan istrinya, Khadijah.
Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tiba di hadapan Habib, wajah beliau tampak bercahaya sehingga Habib tertegun dan berkata, “Hai Muhammad, engkau tahu bahwa setiap nabi memiliki mukjizat. Apakah kau juga memilikinya?”
“Apa yang engkau inginkan?” tanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam Habib berkata, “Aku ingin kau membuat matahari terbenam dan bulan merendah ke bumi, terbelah menjadi dua. Kemudian bulan itu bersatu lagi di atas kepalamu dan bersaksi atas kerasulanmu!
Setelah itu, bulan kembali lagi ke langit dan bercahaya seperti purnama dan selanjutnya terbenam kembali serta matahari muncul seperti sedia kala!”
Mendengar permintaan Habib, Abu Jahal tersenyum dan berkata, “Sungguh benar apa yang Tuan katakan! Permintaan Tuan sungguh luar biasa!”
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pergi meninggalkan Habib menuju Jabal Abu Qubaisy dan mendirikan shalat dua rakaat. Setelah itu, beliau berdoa kepada Allah. Sejurus kemudian, Jibril datang dan berkata, “Assalamu‘alaikum, ya Rasulullah.
Allah menyampaikan salam kepadamu dan berfirman, ‘Kekasihku, janganlah kau bersedih dan bersusah hati! Aku selalu bersamamu.
Pergilah temui mereka! Kuatkan hujahmu. Ketahuilah, Aku telah menundukkan matahari dan bulan, juga siang dan malam.’”
Saat itu hari beranjak sore dan matahari condong ke barat hingga akhirnya terbenam di ufuk barat. Semesta diliputi kegelapan, kemudian muncul bulan purnama. Setelah bulan berada tepat di atas Rasulullah, beliau memberi isyarat dengan jarinya.
Bulan itu bergerak turun dan berhenti di hadapan beliau. Lalu ia terbelah dua bagian. Selanjutnya, bulan berpadu lagi di atas kepala beliau dan bersaksi,
“Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.”
Setelah itu bulan kembali naik ke langit dan matahari muncul kembali seperti semula, karena saat itu belum datang waktunya untuk terbenam.
Meskipun mukjizat ditampakkan begitu nyata, tetap saja Abu Jahal dan para pengikutnya menganggapnya sebagai sihir. Mereka tetap tak mau beriman.
0 Response to "Kisah Nabi Shallallahu "Alaihi Wa Sallam Membelah Bulan"
Post a Comment
Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Berkomentar dengan Bijak