The Power Of Komunikasi

Bismillahirrahmanirrahim. Tiada untaian kata yang pantas diucapkan seorang hamba dan syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta'ala, semoga rahmat dan karunia-Nya selalu menyertai setiap langkah-langkah kita dalam penghambaan kepada-Nya. 

Tak lupa pula, shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada manusia paling mulia, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya yang selalu istiqamah dalam menjalankan risalahnya hingga akhir zaman.

THE POWER OF KOMUNIKASI

Thailand adalah negara yang masih menganut sistem kerajaan hingga hari ini. Namun tentu saja sistem yang diadaptasi sekarang lebih modern, di mana raja tetap menjadi simbol negara namun untuk urusan pemerintahan dipegang oleh perdana menteri.

Dahulu kala, pada jaman Thailand masih sebagai kerajaan yang absolut, sekitar tahun 1880, tersebutlah sebuah kisah yang sangat fenomenal. 

Yaitu tentang seorang ratu Thailand bernama Ratu Sunandha Kumariratana yang hendak menyeberangi sungai besar dan deras di kerajaan tersebut.

Sang ratu menggunakan kapal khusus yang bergerak dengan cara ditarik oleh sebuah kapal besar yang berisi para pengawal kerajaan. 

Saat itu arus sungai benar-benar tak terkendali, menyebabkan kapal sang ratu terbalik dan ia terombang-ambing di sungai. 

Anehnya, para pengawal di kapal besar yang menyaksikan kejadian tersebut tak ada satupun yang tergerak menolong. Sampai akhirnya sang ratu tenggelam di depan mata mereka. Mengapa demikian? 

Karena saat itu ada peraturan kerajaan yang menyebutkan bahwa rakyat biasa tidak boleh menyentuh para raja dan ratu. Pelanggaran terhadap hal ini, bisa berakibat hukuman mati.

Atas tragedi tersebut Raja Chulalongkorn yang berkuasa saat itu menjatuhkan hukuman penjara kepada seluruh pengawal yang ikut serta dalam kapal besar. Tragis.

Benang merah dari peristiwa ini adalah tidak adanya komunikasi antara pihak kerajaan dengan rakyatnya. 

Mungkin maksud sang raja apabila dalam keadaan darurat, boleh saja rakyat menyentuh raja atau ratu mereka demi menyelamatkan nyawanya. 

Namun apa yang dipahami rakyat adalah peraturan itu harus ditaati dalam keadaan apapun. Inilah akibat tidak adanya komunikasi. Fatal. 

Dalam lingkup yang lebih kecil seperti keluarga, komunikasi itu teramat penting. Apalagi antara suami dengan istrinya. 

Begitu pentingnya, hingga Allah berpesan pada Surat At-Thalaq ayat 6, yang merupakan ayat yang cukup panjang lebar menjelaskan hak dan kewajiban suami dan istri, 

وَأْتَمِرُواْ بَيْنَكُمْ بِمَعْرُوفٍ

“Musyawarahkanlah di antara kamu (segala sesuatu), dengan cara yang baik."

Ternyata komunikasi itu perlu. Jangan sampai seorang istri bersikeras bahwa suaminya itu seharusnya tahu apa yang ia ingin sampaikan tanpa perlu diberitahu sebelumnya. 

Bagaimana bisa? Apakah ia menikah dengan seorang superhero yang bisa membaca pikiran? 

Jangan sampai pula seorang suami diam saja ketika ada sesuatu yang ingin ia utarakan, karena ia mengira suatu hari nanti istrinya akan paham dengan sendirinya meski tidak diberitahu lagi. 

Bagaimana bisa? Lalu buat apa Allah turunkan ayat tersebut, kalau segala sesuatu sudah clear tanpa perlu komunikasi? 

Apalagi setelah kita mengetahui bahwa komunikasi adalah perintah Allah yang diabadikan dalam kitab yang suci, itu berarti setiap hal kecil maupun besar yang kita komunikasikan kepada pasangan, dapat kita niatkan untuk mengamalkan perintah Al-Quran.

Maka selain komunikasi itu dapat menuntaskan masalah agar tidak berakhir tragis dan fatal, ternyata komunikasi juga menambah pahala yang besar bagi mereka yang membiasakannya.

Salam Bahagia Sukses Dunia Akhirat 

0 Response to "The Power Of Komunikasi "

Post a Comment

Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Berkomentar dengan Bijak