Talent Itu Kita Cari, Ajak, Pinta
Bismillahirrahmanirrahim. Tiada untaian kata yang pantas diucapkan seorang hamba dan syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta'ala, semoga rahmat dan karunia-Nya selalu menyertai setiap langkah-langkah kita dalam penghambaan kepada-Nya.
Tak lupa pula, shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada manusia paling mulia, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya yang selalu istiqamah dalam menjalankan risalahnya hingga akhir zaman.
Talent Itu Kita Cari, Ajak, Pinta
Organisasi besar, bisnis yang besar dan kuat, selalunya ditopang oleh tim dan talent yang kuat dan solid.
Bagaimana talent bisa kita dapatkan?
Nabi Muhammad sholallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan bagaimana caranya mendapatkan talent terbaik atau didekati talent terbaik.
Ada beberapa cara (diantaranya) yang Nabi lakukan; bagaimana talent kita peroleh, proses bergabung, dan peran talent:
1. Orang atau Lingkungan Terdekat
Mengapa mereka? Sebab mereka adalah orang-orang yang paling mengenali kita dalam interaksi kesehariannya.
Jika kita adalah orang yang baik dan terpercaya, maka orang-orang lingkaran pertamalah yang pastinya akan percaya terhadap kita.
Misal, Abu Bakar ra adalah sahabat Nabi. Begitu diajak, maka Abu Bakar ra pun merekrut talent-talent hebat lainnya (Utsman, Abdurrahman bin Auf, dll).
Tidak mengapa ada hubungan darah atau kedekatan khusus.
Jangan takut disebut nepotisme.
Nabi sholallahu ‘alaihi wasallam dengan 4 sahabat utamanya saling terkait.
Dua adalah mertua (Abu Bakar ra & Umar radhiyallahu 'anhu), dua merupakan menantu (Utsman ra dan Ali radhiyallahu 'anhu).
Yang terpenting, pembagian peran dan kewenangan serta batasannya, jelas.
2. Temukan potensi, tumbuh kembangkan.
Jika di organisasi kita, mereka adalah orang-orang eksisting yang jelas loyalnya, plus memiliki potensi, lantas kita siapkan dan kembangkan potensinya. Bisa dengan training, workshop, sekolahkan lagi, coaching, dll.
3. Talent yang “diminta”.
Nabi mengajarkan, bagaimana saat islam sudah diperkuat oleh sahabat sekuat Hamzah, tetap berdo’a meminta pada Allah agar islam dikuatkan dengan salah satu dari dua Umar; Umar Ibnu Hisyam atau Umar Ibnu Khattab (saat itu keduanya orang kuat di kalangan kaum kafir Quraisy). Dan Allah mengabulkan dengan masuknya Umar Ibnu Khattab ke barisan kaum muslimin.
Maka, berdoalah pada Allah saat kita memerlukan bantuan talent dengan keahlian tertentu yang sesuai dengan kebutuhan kita.
4. Talent yang “tertarik”
Khalid bin Walid misalnya, beberapakali disapa dititipin salam oleh Rasulullah.
Jika bisnis atau organisasi kita sudah mulai tersistem dan visi kita kuat, inSyaAllah banyak talent yang akan mendekat tertarik. Biasanya bisnis atau organisasi yang sudah memiliki sistemlah yang berpeluang mendapatkan talent dengan pendekatan ini. Tentunya plus gambaran masa depan yang nempel pada visi besar sang pemilik bisnis atau pemimpin organisasi.
5. Supporting Talent, Penopang, Pendukung
Lihat Sirah Nabi, bahwa setelah orang-orang terdekat yang bergabung, yang direkrut/bergabung kemudian adalah supporting talent.
Maka, pastikan kitapun memiliki talent yang menjadi penopang, support dan pendukung lainnya.
Mungkin bagi organisasi yang masih kecil, bisnis skala umkm, kehadiran talent belum terlalu perlu.
Namun ada saatnya nanti, fase dimana talent menjadi kebutuhan organisasi.
Semua talent amatlah penting perannya. Penjelasan di atas semoga menjadi guide sederhana bagi kita, bahwa untuk mendapatkan talent, bisa dengan pendekatan di atas.
Wallahu a’lam
Riza Zacharias
0 Response to "Talent Itu Kita Cari, Ajak, Pinta"
Post a Comment
Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Berkomentar dengan Bijak