Mari Budayakan Malas Mencuci

Bismillahirrahmanirrahim. Tiada untaian kata yang pantas diucapkan seorang hamba dan syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta'ala, semoga rahmat dan karunia-Nya selalu menyertai setiap langkah-langkah kita dalam penghambaan kepada-Nya. 

Tak lupa pula, shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada manusia paling mulia, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya yang selalu istiqamah dalam menjalankan risalahnya hingga akhir zaman.

MARI BUDAYAKAN MALAS MENCUCI

Demikian bunyi salah satu spanduk yang saya baca di salah satu medsos. Tulisannya besar dan kalimatnya pun membuat penasaran. Setelah saya baca lanjutannya baru mengerti ternyata itu adalah iklan sebuah usaha cuci baju.

"Mari budayakan malas mencuci. Karena sudah ada laundry yang akan mengerjakannya!"

Memang betul kalau waktu kita terbatas dan banyak pekerjaan yang mendesak, apa yang bisa dikerjakan oleh orang lain serahkan saja kepada mereka. 

Tak hanya mencuci, malas memasak juga perlu dibudayakan. Karena sekarang sudah banyak warung makan yang siap mengantar makanan ke rumah kita. Atau karena masih pandemi, kita bisa menggunakan go food dan sejenisnya.

Bahkan berbelanja di supermarket saat ini sudah bisa diwakili oleh orang lain. Kita tinggal pilih supermarket yang mana, barang apa saja yang ingin dibeli, nanti mereka yang membelikan barang-barang itu dan mengantarkan hingga ke depan pintu rumah.

Inilah yang disebut mendelegasikan. Untuk hal-hal yang memang bisa diwakilkan, tak apa-apa melakukan hal tersebut sehingga kita punya banyak waktu luang untuk pekerjaan yang lebih penting.

Agama juga mengatur beberapa syariat yang bisa didelegasikan kepada orang lain. Misalnya dalam hal menyalurkan zakat kepada mustahik, boleh dikerjakan langsung oleh kita sendiri atau boleh pula didelegasikan kepada amil atau lembaga bazis, biar mereka yang melakukannya.

Contoh lain dalam hal melakukan haji bagi orang yang sudah meninggal dunia, juga didelegasikan kepada orang lain yang disebut haji badal. Ini semua hanya contoh bahwa tidak semua hal harus kita kerjakan sendiri.

Tetapi ingat, tidak semua hal pula harus didelegasikan pada orang lain. Karena ada hal-hal yang memang mau tidak mau hanya kita saja yang bisa melakukannya. Contohnya membaca buku.

Malas mencuci itu bukan masalah, masih ada laundry. Malas memasak juga bukan musibah, masih ada warung makan. Malas membaca itulah bencana sebenarnya. 

Begitupun malas berolahraga. Karena proses menjadi pintar dan sehat, itu harus dijalani sendiri, gak bisa diwakilin sama orang lain.

Seorang ulama bernama Al-Imam Umar bin Segaf Assegaf mengatakan,

"Tak ada hujan kecuali dengan perantara awan, tak ada ilmu kecuali dengan perantara buku, dan tak ada kewalian kecuali dengan perantara banyaknya ibadah."

Jadi selama proses menjadi pintar itu tidak bisa didelegasikan kepada orang lain, kita juga tidak boleh membudayakan malas membaca.

Salam Bahagia Sukses Dunia Akhirat 

0 Response to "Mari Budayakan Malas Mencuci"

Post a Comment

Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Berkomentar dengan Bijak