Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Bismillahirrahmanirrahim. Tiada untaian kata yang pantas diucapkan seorang hamba dan syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta'ala, semoga rahmat dan karunia-Nya selalu menyertai setiap langkah-langkah kita dalam penghambaan kepada-Nya. 

Tak lupa pula, shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada manusia paling mulia, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya yang selalu istiqamah dalam menjalankan risalahnya hingga akhir zaman.

PAHLAWAN TANPA TANDA JASA

Bagaimana rasanya jika suasana sore yang damai dan penuh ketenangan di rumah kita tiba-tiba terganggu oleh insiden yang tidak terduga? Nah, begitulah yang teman saya alami beberapa hari silam.

Tak ada angin tak ada hujan, salah satu anak teman saya yang masih duduk di bangku sekolah dasar, datang ke rumah dalam keadaan menangis. Sedianya ia baru saja pulang mengaji. Ada apa ini? Pulang ngaji kok nangis?

Kebetulan ia satu kelas dengan kakaknya di pengajian. Maka teman saya bertanya pada sang kakak untuk mencari tahu apa yang baru saja terjadi. 

Rupanya tadi saat tengah mengaji, ia membuat kegaduhan karena berjalan kesana kemari. Lantas, guru ngajinya menegur dengan sedikit marah. Hingga akhirnya ia menangis karena dimarahi. 

Teman saya terkejut mendengar penjelasan tersebut. Begitu pula istrinya, namun kami detik itu fokus untuk menenangkan tangisannya terlebih dahulu. 

Malam harinya mereka berdua diskusi tentang bagaimana tindak lanjut dari kejadian sore tadi. Sebagai orang tua, tentu mereka termasuk saya (jika terjadi pada anak saya) tidak akan membiarkan siapapun berbuat sesuka hatinya kepada buah hati kami. Lagipula ia masih anak-anak, wajar saja jika bercanda layaknya anak kecil. 

Berbagai kemungkinan yang dapat ditempuh teman saya utarakan kepada istrinya, begitu pun istrinya memiliki alternatif-alternatif lain sebagai pilihannya. Malam itu rembukan mereka belum menghasilkan jalan keluar yang cukup tepat. 

Hingga esok harinya, mereka kembali bertukar pendapat. Pada akhirnya tercapailah keputusan agar teman saya mendatangi sang guru ngaji tersebut secara langsung! Bagaimanapun juga, teman saya harus menyampaikan pada guru anaknya terkait gejolak yang ada di hatinya.

Maka pada sore bertepatan dengan jam mengaji dimulai, teman saya bersama anaknys bertatap muka dengan sang guru. Kemudian di hadapan beliau teman saya mengatakan,

"Ustaz, saya datang ke sini berkaitan dengan kejadian kemarin yang terjadi pada anak saya!"

Beliau masih mendengarkan dengan seksama. 

"Saya datang untuk meminta maaf karena Ustaz kemarin tidak berkenan dengan perbuatan anak saya. Dan saya sampaikan terima kasih karena Ustaz telah menegurnya."

Beliau tampak semakin menunggu apa yang ingin teman saya sampaikan. 

"Saya hanya ingin Ustaz tahu, bahwa kami orangtuanya tidak pernah keberatan dengan cara apapun yang Ustaz terapkan. Saya yakin semua demi kebaikan mereka. 

Intinya, selama mereka sedang belajar di sini, maka Ustaz lah yang menjadi orang tuanya. Ustaz bebas mendidik mereka dengan cara yang terbaik. Insya Allah, kami ridha seutuhnya."

Beliau tersenyum dan sejurus kemudian kami bersalaman dan berpisah. Sebagai orang tua, tentu mereka tidak akan membiarkan siapapun berbuat sesuka hatinya kepada buah hati kami. Kecuali guru mereka. 

Alhamdulillah, sudah seharusnya setiap orang tua mempercayakan sepenuhnya pendidikan anak-anak mereka kepada gurunya. Sebagaimana pesan Sahabat Umar bin Khattab dalam riwayat Al-Imam Baihaqi, 

تواضعوا لمن تعلمون منه

“Rendahkan diri kalian terhadap orang yang mengajari kalian."

Nasihat ini berbicara tentang adab kepada para guru yang mengajari kita, dan termasuk juga para guru yang mengajari anak-anak kita. Sungguh akhlak yang demikian hampir saja hilang dari para orang tua di jaman ini.

Orang tua yang seharusnya memuliakan para pendidik seperti seorang pahlawan, justru kini memandang mereka laksana budak. Apabila tidak berkenan sedikit saja, para orang tua tak segan-segan melaporkan mereka. 

Bukankah mirip seperti seorang tuan yang mengawasi budaknya dengan aneka ancaman. Pantas saja keberkahan ilmu hilang dari anak-anaknya. 

Semoga Allah membalas jasa para guru dengan sebesar-besarnya dan kita sebagai orang tua dimampukan untuk menjaga kehormatan mereka sebagaimana mestinya. 

Salam Sukses Dunia Akhirat

0 Response to "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa"

Post a Comment

Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Berkomentar dengan Bijak