Sudahkah Berdo'a ?

Bismillahirrahmanirrahim. Tiada untaian kata yang pantas diucapkan seorang hamba dan syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta'ala, semoga rahmat dan karunia-Nya selalu menyertai setiap langkah-langkah kita dalam penghambaan kepada-Nya. 

Tak lupa pula, shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada manusia paling mulia, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya yang selalu istiqamah dalam menjalankan risalahnya hingga akhir zaman.

SUDAHKAH BERDO'A?

3 bulan yang lalu Alloh izinkan saya menginjakkan kaki di negara yang bersejarah, Turki. Tentu kesempatan ini tidak saya sia-siakan. Termasuk ketika mengunjungi Hagia Sophia.

Hagia Sophia memang sangat simbolik. Ia perlambang kemegahan hubungan manusia dengan Tuhannya pada masanya, lalu mengalami pasang surut fungsi sebab politik. 

Sebagai basilika utama Kristen Ortodoks, ia pernah beralih fungsi menjadi kandang kuda setelah dijarah oleh kaum Latin Kristen Katolik saat perang salib

Sebelum akhirnya Muhammad Al-Fatih mengembalikan fungsinya sebagai tempat penyembahan kepada Allah. 

Inilah bangunan yang secara khusus diperintahkan oleh Muhammad Al-Fatih agar jangan diganggu dan menjadi properti wakafnya. Untuk menjadi tempat sujud manusia hingga akhir zaman, begitu wasiatnya sebelum wafat

Sama seperti ketika kita tamasya ke kota Paris, tentu saja tak akan melewati untuk berkunjung ke Menara Eiffel. 

Begitu pula orang-orang yang sengaja melancong ke Jepang pada bulan Oktober, khusus untuk menikmati musim gugur ketika dedaunan berguguran dengan cantiknya. 

Setiap tempat, setiap waktu, memiliki ciri khas masing-masing. Kalau begitu apa doa yang khas disajikan pada hari terakhir di bulan Ramadhan? 

Yaitu doa Lailatul Qadar dari Rasulullah berikut ini, 

 عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَىُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا قَالَ قُولِى اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى

Dari Ibunda Aisyah berkata, “Ya Rasulullah, yaitu jika saja ada suatu hari yang aku tahu bahwa malam tersebut adalah lailatul qadar, lantas apa do’a yang mesti kuucapkan?” Jawab Rasul, “Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa' fu’anni.” (Hadist Riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah) 

Doa ini terhidang khusus selama bulan Ramadhan, maka mengapa kita tidak menikmati saja doa ini sebanyak-banyaknya? 

Apalagi jika kita mengetahui pemilihan kata yang dipakai Rasulullah dalam doa tersebut betul-betul indah. Asmaul Husna yang dipilih oleh Nabi adalah Al-Afuwwu (Yang Maha Pemaaf). 

Imam Ghazali dalam kitab Al-Maqsadul Asna menerangkan bahwa sifat Allah Yang Maha Pemaaf ini adalah yang paling tinggi jika dibandingkan dengan sifat Allah sebagai Yang Maha Pengampun (Al-Ghafuur).

Karena jika seorang hamba diampuni dosanya, berarti Allah berkenan menutupi dosa-dosa tersebut sehingga tidak menyebabkan pengaruh negatif dalam hidupnya. Kelak di akhirat, dosa tersebut tetap akan dihisab. 

Tetapi jika seorang hamba dimaafkan dosanya, berarti Allah berkenan menghapus sama sekali dosa-dosa tersebut seolah-olah tidak pernah ada. Kelak di akhirat, dosa tersebut tak akan dihisab lagi karena sudah terhapus selama-lamanya. 

Maka melantunkan doa khusus Lailatul Qadar tersebut di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan adalah hal yang wajib kita lakukan agar Ramadhan ini berlalu dalam keadaan bahagia ketika meninggalkan kita, karena seluruh sajian yang ia hidangkan dilahap habis. 

Salam Bahagia Sukses Dunia Akhirat 

0 Response to "Sudahkah Berdo'a ?"

Post a Comment

Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Berkomentar dengan Bijak