Selama Kita Mau Memimpin Diri

Bismillahirrahmanirrahim. Tiada untaian kata yang pantas diucapkan seorang hamba dan syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta'ala, semoga rahmat dan karunia-Nya selalu menyertai setiap langkah-langkah kita dalam penghambaan kepada-Nya. 

Tak lupa pula, shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada manusia paling mulia, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya yang selalu istiqamah dalam menjalankan risalahnya hingga akhir zaman.

SELAMA KITA MAU MEMIMPIN DIRI

Teringat cerita di bulan Ramadhan kemarin,

"Guru, mengapa aku tidak bisa bersemangat padahal ini adalah bulan Ramadhan?" Tanya seorang murid.

Gurunya lalu tersenyum dan bertanya balik, "Apakah engkau bersemangat di bulan Sya'ban?"

"Tidak,"

"Apakah engkau bersemangat di bulan Rajab?"

"Juga tidak,"

"Kalau begitu, engkau juga tidak akan bersemangat di bulan Ramadhan. Ketahuilah kesalahan bukan pada bulan ini, namun pada dirimu. Jika akhlakmu masih seperti ini, maka bulan apapun sama saja bagimu."

Si murid tertunduk sedih. Memang betul apa yang dikatakan gurunya tersebut. Banyak orang menunggu bulan Ramadhan untuk perbanyak amal, ternyata setelah mereka bertemu, amalannya sama saja.

Persis seperti seorang karyawan yang berpindah-pindah kantor karena tidak cocok dengan iklim kerja di tempat-tempat sebelumnya. Namun sudah beberapa kantor pun tetap saja tak ada yang cocok dengan dirinya.

Belakangan ia mengetahui bahwa kesalahan bukan pada kantornya, namun pada dirinya sendiri. Jika pribadinya masih seperti itu, maka kantor manapun sama saja baginya.

"Tapi kau tak perlu khawatir, karena akhlak manusia bisa berubah." Sang guru lantas mengejutkan murid yang sedang termenung itu. 

"Dahulu Al-Imam Ghazali pernah berkata bahwa seandainya akhlak itu tak bisa diubah, maka seluruh nasihat dan pelajaran selama ini adalah hal yang tidak ada gunanya!" 

Tepatlah kiranya apa yang disampaikan Hujjatul Islam tersebut, bahwa selama belasan abad ini, untuk apakah nasihat dan pelajaran disampaikan kalau bukan untuk mengubah akhlak manusia menjadi semakin baik? Ini artinya, akhlak memang bisa berubah. 

Hal itulah yang dimaksud oleh hadist Rasulullah dalam kitab Ihya Ulumuddin, 

حسنوا اخلاقكم 

“Perbaguslah akhlak kalian."

Adanya perintah dari Rasulullah, menunjukkan bahwa akhlak memang bisa berubah menjadi lebih bagus. Seandainya tidak, lalu buat apa Rasulullah memerintahkan hal yang tidak mungkin terjadi. 

Maka tidak perlu bersedih wahai diri yang tidak mendapati kenikmatan bulan Ramadhan. Karena kita bisa mengubahnya selama kita mau. 

Mulailah akrab dengan Al-Quran. Mulailah melawan ajakan nafsu untuk bersantai-santai. Mulailah kalahkan kantuk di sepertiga malam untuk tahajud. 

Jadikan setiap bulan, setiap pekan, setiap hari, dan setiap ada kesempatan sebagai momentum kita berubah! Karena akhlak manusia memang bisa diubah. 

Selama kita mau memimpin diri kita, maka kita bisa merubah akhlak kita, bahkan bisa membantu merubah akhlak siswa kita.

Salam Bahagia Sukses Dunia Akhirat 

0 Response to "Selama Kita Mau Memimpin Diri"

Post a Comment

Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Berkomentar dengan Bijak