Pegang Erat Petunjuk Ini

Bismillahirrahmanirrahim. Tiada untaian kata yang pantas diucapkan seorang hamba dan syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta'ala, semoga rahmat dan karunia-Nya selalu menyertai setiap langkah-langkah kita dalam penghambaan kepada-Nya. 

Tak lupa pula, shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada manusia paling mulia, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya yang selalu istiqamah dalam menjalankan risalahnya hingga akhir zaman.

PEGANG ERAT PETUNJUK INI

Guru saya pernah menyampaikan bahwa salah satu keadilan Islam dalam mengatur tata cara berjual beli adalah membolehkan seseorang untuk membatalkan transaksi yang sudah terjadi karena suatu alasan yang kuat. Hal ini disebut sebagai khiyar.

Misalnya seseorang menjual sepeda kepada tetangganya, lalu keesokan harinya ia menyesal karena sepeda itu peninggalan orang tuanya. Maka ia boleh menemui sang tetangga dan membatalkan jual beli yang mereka lakukan itu. 

الْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا أَوْ حَتَّى يَتَفَرَّقَا فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا فِي بَيْعِهِمَا وَإِنْ كَتَمَا وَكَذَبَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا

"Jual beli itu dengan khiyar, baik sebelum keduanya berpisah atau hingga keduanya berpisah. Apabila keduanya jujur dan terbuka, maka jual beli mereka mendapatkan berkah dan bila keduanya menyembunyikan aib dan berdusta maka berkah mereka dihapus." (Hadist Riwayat Bukhari)

Meski demikian, tentu mengherankan jika suatu jual beli yang jelas-jelas sangat menguntungkan kita, justru kemudian dibatalkan dan apa yang telah dibeli itu kita tarik kembali. Khiyar seperti ini tanpa sadar kita lakukan saat berjual beli kepada Allah. 

Surat At-Taubah ayat 111 menerangkan bahwa Allah membeli dari orang-orang mukmin, baik diri dan harta mereka, untuk digantikan dengan surga. 

Tentu saja jual beli ini disambut dengan gembira. Kita semua kemudian menyerahkan diri dan harta kita kepada Allah, dengan cara ibadah penuh keikhlasan kepada-Nya. 

Apalagi di bulan Ramadhan seperti ini, seolah-olah hari demi hari yang kita pikirkan hanya ibadah saja. Semua orang dengan senang hati menyibukkan diri mereka di bulan suci ini dengan jual beli kepada Allah. 

Hingga ketika Ramadhan berakhir.. Saat bulan mulia ini berlalu.. Berapa banyak di antara kita yang menarik kembali kesibukannya beribadah. 

Padahal diri ini telah dibeli oleh Allah untuk diberikan surga, lalu mengapa kita memilih untuk khiyar dan membatalkan jual beli tersebut? Mengapa kita lebih suka berjual beli dengan dunia? 

Sehingga diri kita lebih suka apabila ditukar dengan kesenangan, bersantai-santai, dan tak terikat lagi dengan ibadah-ibadah seperti di bulan Ramadhan. Ketahuilah, perbuatan yang demikian seolah-olah kita menyesal dengan transaksi yang terjadi saat bulan Ramadhan.

Oleh karena itu, di hari terakhir bulan suci ini penting sekali untuk kita memperbanyak doa kepada Allah agar diberikan istiqamah. 

Agar ditetapkan semangat kita dalam beribadah di bulan manapun, seperti halnya saat kita di bulan Ramadhan. Agar kita senantiasa dijaga dalam ketaatan dan kebaikan. 

Ibunda Ummu Salamah pernah ditanya seorang sahabat, apakah doa yang paling banyak dibaca Rasulullah? Maka Ummul Mukminin menjawab, 

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ

"Wahai Dzat Yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu." (Hadist Riwayat Tirmidzi dan Ahmad) 

Salam Bahagia Sukses Dunia Akhirat 

0 Response to "Pegang Erat Petunjuk Ini"

Post a Comment

Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Berkomentar dengan Bijak