IRS ( IKHLAS, RIDHO, SABAR)

Bismillahirrahmanirrahim. Tiada untaian kata yang pantas diucapkan seorang hamba dan syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta'ala, semoga rahmat dan karunia-Nya selalu menyertai setiap langkah-langkah kita dalam penghambaan kepada-Nya. 

Tak lupa pula, shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada manusia paling mulia, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya yang selalu istiqamah dalam menjalankan risalahnya hingga akhir zaman.

IRS ( IKHLAS, RIDHO, SABAR) 

Ketika KEBAIKAN tidak di balas dengan KEBAIKAN, Itulah kita belajar IKHLAS.

Ketika KENYATAAN tidak sesuai dengan KEINGINAN, Itulah kita belajar RIDHO.

ketika KEBAIKAN dibalas dengan KEBURUKAN, Itulah kita belajar SABAR.

(QS.Al-Mulk 67:1-2)

•••اَحْسَنُ عَمَلَ••••

Action nya harus terbaik, ikhlas, aplikatif, solutif, realistis, dan berdampak.

Bukan seberapa banyak ILMU mu, Tapi seberapa baik AMAL mu.

“Mahasuci Allah yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa lagi Maha Pengampun.”
(QS Al-Mulk, 67:1-2)

Dengan izin Allah, ada banyak orang berkonsultasi atau “curhat”, Dari sekian banyak curhatan tersebut, seringkali tersisip kata-kata, “Mengapa Allah menguji saya seperti ini?” Atau, “Apa salah saya sehingga musibah begitu akrab dengan hidup saya!” Kata-kata bernada putus asa dan “protes” kepada Allah ini terucap boleh jadi karena beratnya beban yang harus ditanggung oleh si penanya.

Saudaraku, hidup adalah ujian. Artinya, tidak dinamakan hidup apabila tidak ada ujian di dalamnya. Siapapun orangnya, kaya miskin, tua muda, terkenal tidak terkenal, laki-laki perempuan, semuanya (selama dia masih hidup) pasti akan senantiasa didera oleh ujian.

Hanya saja bentuknya, berat ringannya, Allah Ta’ala sesuaikan dengan keadaan orang perorang. Semakin tinggi kedudukan seseorang, entah itu dilihat dari usianya, dari ilmu dan pengalamannya, harta dan kedudukannya, serta keimanannya, akan semakin berat dan semakin kompleks pula ujiannya.

Namun demikian, ada satu “rumus baku” bahwa Allah Azza wa Jalla, ketika Allah menurunkan ujian kepada seorang hamba, pastilah hamba tersebut mampu untuk menghadapi dengan baik, asalnya dia mau bersabar dan berikhtiar.

Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi kita untuk berkeluh kesah, berputus asa, atau berburuk sangka kepada Allah Azza wa Jalla ketika ujian datang menimpa. Sebab, semuanya telah terukur dengan ukuran yang pas.

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan dia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya ...” (QS Al-Baqarah, 2:286)