Mengganti Dengan Yang Positive

Bismillahirrahmanirrahim. Tiada untaian kata yang pantas diucapkan seorang hamba dan syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta'ala, semoga rahmat dan karunia-Nya selalu menyertai setiap langkah-langkah kita dalam penghambaan kepada-Nya. 

Tak lupa pula, shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada manusia paling mulia, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya yang selalu istiqamah dalam menjalankan risalahnya hingga akhir zaman.

BE POSİTİVE

Pada suatu masa tersebutlah seorang ulama yang alim dan saleh di kota Mekkah. Selama 40 tahun beliau mengajar hadist dan fiqih mazhab Maliki di Masjidil Haram. Ini membuktikan keluasan ilmunya tak diragukan lagi.

Suatu hari beliau melakukan perjalanan ke Madinah dengan mobilnya diantarkan oleh sopir pribadinya. Tetiba di tengah perjalanan ban mobil tersebut kempes sehingga mereka menepi.

"Ada apa gerangan?" Tanya sang ulama 

"Terjadi sesuatu pada kafar wahai tuan," jawab sopir beliau dengan menggunakan bahasa Arab, kafar artinya ban mobil.

Lalu ia memperbaiki ban tersebut setelah itu mereka kembali melanjutkan perjalanan. Namun belum juga sampai tujuan ban mobil kempes kembali untuk kedua kalinya. Mereka pun kembali menepi.

"Ada apa lagi sekarang?" Tanya sang ulama.

"Ada sesuatu lagi pada kafar wahai tuan." Sopir beliau dengan sigap memperbaiki ban tersebut sehingga dapat berfungsi kembali.

Ketika akan melanjutkan perjalanan sang ulama berpesan padanya, "Berikutnya kalau engkau mau mengatakan ban mobil jangan pakai kata kafar, namun pakailah kata ithor."

Kafar maupun ithor dalam bahasa Arab keduanya memang berarti ban. Namun kafar masih satu akar kata yang sama dengan kafir. Karena kata kafir ini tidak positif, maka beliau menasihati agar mencari padanan kata lain yang positif.

Setelah sopir beliau melakukan apa yang disampaikan itu, Alhamdulillah dengan izin Allah perjalanan mereka sampai dengan selamat tanpa terjadi apa-apa lagi di tengah jalan.

Ulama yang saleh tersebut adalah Al-Imam As-Sayyid Alwi bin Abbas Al-Maliki yang wafat pada tahun 1391 H dan kisah nyata ini diceritakan dalam kitab Nihayatul Izzi Wassyarofi.

Rupanya kebiasaan untuk berkata positif telah dilakukan orang-orang saleh sebelum kita. Bahkan kalau diingat-ingat guru kita saat di sekolah dahulu, juga mengajarkan untuk memilih kata yang lebih positif. 

Misalnya jika minta izin untuk ke toilet, kita diajarkan mengatakan izin untuk "ke belakang". Atau saat sekolah libur, guru akan mengatakan "belajar di rumah." Begitu pula saat seorang murid sedang sakit, mereka akan menyebutnya dengan "butuh istirahat".

Semua itu tentu saja karena ingin membiasakan padanan kata yang lebih positif daripada kata toilet, libur, dan sakit.

Demikianlah indahnya jika kita membiasakan berkata positif. Seperti yang diutarakan orang-orang barat,

Once you replace negative thoughts with positive ones, you’ll start having positive results.

"Semenjak engkau mengganti pikiran negatif dengan yang positif, engkau akan mulai mendapatkan hasil yang positif."

Salam Bahagia Sukses Dunia Akhirat 

0 Response to "Mengganti Dengan Yang Positive"

Post a Comment

Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Berkomentar dengan Bijak