Membuat Diri Sadar
Bismillahirrahmanirrahim. Tiada untaian kata yang pantas diucapkan seorang hamba dan syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta'ala, semoga rahmat dan karunia-Nya selalu menyertai setiap langkah-langkah kita dalam penghambaan kepada-Nya.
Tak lupa pula, shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada manusia paling mulia, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya yang selalu istiqamah dalam menjalankan risalahnya hingga akhir zaman.
MEMBUAT DIRI INI SADAR
Saya sedang teringat kepada kisah nyata tentang seorang ayah yang sukses dimintakan uang seratus juta oleh anaknya untuk memulai usaha. Secara matematika uang sebanyak itu bukan hal besar dibanding kekayaan sang ayah.
Ia lantas bertanya akan digunakan usaha apa uang sebanyak itu? Anaknya menjawab bahwa ia akan mendirikan sebuah cafe, dan menurut perhitungannya modal awal itu cukup untuk sewa tempat, membeli mesin espresso, menggaji seorang barista, dan membeli furniture layaknya cafe.
Tanpa diduga, sang ayah tidak setuju. Ia mengajukan kesempatan pada anaknya itu kalau hanya sepuluh juta masih mungkin bisa ia berikan.
"Kamu itu belum pernah berbisnis, mana mungkin bisa kelola usaha yang langsung besar? Itu sama saja buang-buang duit! Belajarlah dari yang kecil dulu, sampai kamu mengerti bagaimana lika-liku usaha kecil. Barulah kamu pantas untuk diberi modal besar!"
Demikianlah cerita tersebut yang saya dengar. Meski mudah bagi sang ayah mencairkan dana sejumlah itu, namun ia hendak memberi pelajaran sesuai pengalaman hidupnya. Bahwa ilmu bisnis itu bertahap.
Kita harus menjadi ahli dulu pada usaha kecil, untuk bisa melangkah pada dunia usaha besar. Setiap pengusaha punya tingkat kepandaian masing-masing.
Sebenarnya bukan ilmu bisnis saja, namun semua ilmu pengetahuan di dunia ini memiliki tingkatan. Semua ahli dalam suatu bidang, memiliki kapasitas yang bertingkat-tingkat. Inilah yang dimaksud dalam surat Yusuf ayat 76,
وَفَوْقَ كُلِّ ذِي عِلْمٍ عَلِيمٌ
"Dan di atas tiap-tiap orang yang alim itu ada lagi yang lebih alim."
Al-Imam Al-Bayjuri mengutarakan ayat ini ketika beliau menjelaskan bahwa dalam ilmu agama juga setiap mukmin harus menyadari tingkatan keilmuan masing-masing.
Ada kalanya seseorang itu baru mengetahui mana yang halal dan haram sekedar kulitnya saja. Mungkin seperti kita ini. Ada pula tingkatan para ulama yang mengetahui halal dan haram beserta dalilnya (iqomatud dalil).
Itupun masih belum berhenti. Ada tingkat keilmuan yang sudah layak berijtihad untuk suatu fatwa. Mereka ini sekelas Al-Imam An-Nawawi ulama yang disegani di seluruh dunia. Dan seterusnya tetap ada tingkat yang lebih tinggi lagi.
Misalnya mereka yang mampu berijtihad langsung (istimbatul hukum) dari Al-Qur'an dan As-Sunnah. Mereka ini semisal Al-Imam Asy-Syafi'i. Demikianlah bahwa di atas orang alim ada yang lebih alim. Di atas semuanya itu ada Yang Maha Alim.
Surat Yusuf ayat 76 mengajarkan kepada kita bahwa ilmu memang bertingkat-tingkat. Orang-orang yang masih belajar seperti kita, hendaknya tahu diri menempatkan posisi kita dengan penuh adab dalam bidang ilmu pengetahuan yang luas ini.
Salam Bahagia Sukses Dunia Akhirat
0 Response to "Membuat Diri Sadar"
Post a Comment
Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Berkomentar dengan Bijak