Sebelum Ramadhan Meninggalkan Kita
Bismillahirrahmanirrahim. Tiada untaian kata yang pantas diucapkan seorang hamba dan syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta'ala, semoga rahmat dan karunia-Nya selalu menyertai setiap langkah-langkah kita dalam penghambaan kepada-Nya.
Tak lupa pula, shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada manusia paling mulia, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya yang selalu istiqamah dalam menjalankan risalahnya hingga akhir zaman.
MANFAATKAN SEBELUM RAMADHAN MENINGGALKAN KITA (4)
Tahukah saudara, bahwa "bendera" dalam bahasa Arab juga disebut sebagai al'alamu yang berasal dari kata 'alima yang artinya mengetahui atau berilmu.
Ini berarti bendera dengan ilmu diambil dari akar kata yang sama. Apa hubungannya antara bendera dengan ilmu? Mungkin karena bendera suka berkibar-kibar di udara, sama seperti orang yang berilmu namanya akan terus berkibar di hati orang-orang yang mendapat manfaat dari ilmunya.
Mari kita ambil contoh yang lain. Dalam bahasa Arab, emas itu disebut sebagai zahabun. Padahal akar katanya adalah zahaba yang artinya pergi.
Apa hubungannya antara emas dengan pergi? Mungkin karena sesuatu yang berharga itu baru kita sadari nilainya ketika ia telah pergi. Maka emas pun erat kaitannya dengan sebuah kepergian, karena emas adalah benda yang sangat berharga.
Demikianlah uniknya bahasa Arab, dari sebuah akar kata bisa membentuk banyak kata-kata turunan yang artinya bisa berbeda sekali. Sampai-sampai kita perlu berpikir keras apa hubungannya antara kata turunan dengan akar katanya tersebut.
Khusus bagi pembahasan tentang emas di atas, orang Arab bahkan bisa membuat untaian kalimat yang sangat indah seperti ini,
ثُلُثي رَمَضَان ذَهَبَ وَ ثُلُث الآخَر ذَهَبٌ
"Dua pertiga Ramadhan zahaba, dan sepertiga sisanya zahabun."
Atau dalam bahasa Indonesia menjadi; Dua pertiga Ramadhan telah pergi dan sepertiga sisanya adalah emas. Ternyata terbukti emas berkaitan erat dengan sebuah kepergian. Rupanya, contoh paling nyata ada dalam Ramadhan.
Jika hari-hari awal Ramadhan telah pergi, maka ketahuilah hari-hari terakhir Ramadhan bagaikan emas yang sangat berharga bagi kita. Jangan biarkan emas itu pergi lagi begitu saja dalam keadaan kita lalaikan.
Raih emas itu sebanyak-banyaknya dengan cara menyibukkan diri ini dengan ibadah-ibadah sunnah, semisal shalat sunnah. Kerjakan shalat sunnah yang jarang dikerjakan pada bulan lain, dan perbanyak shalat sunnah yang memang sudah terbiasa.
Salah satu kebiasaan orang-orang saleh di bulan Ramadhan adalah melaksanakan shalat sunnah tasbih. Karena bulan Ramadhan merupakan kesempatan kita mengumpulkan koleksi shalat-shalat sunnah.
Saat orang-orang sibuk mengoleksi baju lebaran dari berbagai mall, bukankah baik sekali jika kita justru sibuk mengoleksi berbagai shalat-shalat sunnah.
مَا أَذِنَ اللهُ لِعَـبْدٍ فِيْ شَيْءٍ أَفْضَلَ مِنْ رَكْعَتَيْنِ يُصَلِّيْهِمَا، وَإِنَّ الْبِرَّ لَيُذَرُّ فَوْقَ رَأْسِ الْعَبْدِ مَا دَامَ فِيْ صَلاَتِهِ.
“Tidak ada sesuatu yang lebih baik yang Allah izinkan kepada seorang hamba selain melaksanakan shalat sunnah dua rakaat dan sesungguhnya kebajikan akan bertaburan di atas kepala seorang hamba selama ia melakukan shalat.” (Hadist Riwayat Tirmidzi)
Semoga kita semua termasuk orang-orang yang cerdas dalam menghargai emas di bulan Ramadhan ini, dengan cara berusaha sekuat tenaga meraihnya.
Salam Ramadhan Bahagia Sukses Dunia Akhirat 💪
0 Response to "Sebelum Ramadhan Meninggalkan Kita"
Post a Comment
Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Berkomentar dengan Bijak