(Tidak) Bersyukur

Bismillahirrahmanirrahim. Tiada untaian kata yang pantas diucapkan seorang hamba dan syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta'ala, semoga rahmat dan karunia-Nya selalu menyertai setiap langkah-langkah kita dalam penghambaan kepada-Nya. 

Tak lupa pula, shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada manusia paling mulia, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya yang selalu istiqamah dalam menjalankan risalahnya hingga akhir zaman.

(Tidak) Bersyukur

Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan menghalangi-halangi mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur” (Q.S. Al Araf 16-17)

Menjadi orang yang bersyukur adalah musuh iblis, sebab sejak awal penciptaan Nabi Adam 'Alaihi Sallam, Iblis sudah berjanji akan membuat hambaNya tidak bersyukur alias kufur.

Maka saat seseorang meratapi nasib sendiri, Iblis bahagia. Pun saat seseorang menyalahkan Allah Subhanahu Wa Ta'ala atas apa yang ia alami.

Sebenarnya apa yang seseorang alami adalah akibat amalannya sendiri, amalan panca inderanya seperti mata sering menonton sinetron sehingga pikiran tersugesti dengan alur hidup tokohnya. 

Amalan telinga mendengar ghibah sehingga pikiran tersugesti dengan konten ghibah itu, amalan ucapan sering membahas hal buruk atau tak menyenangkan sehingga pikiran tersugesti dengan keburukan.

Atau amalan hati sering memendam emosi negatif sehingga pikiran ikut membayangkan hal-hal negatif. Semua amalan itu menghasilkan balasan atau karma atau hasil.

Hidup yang buruk adalah hasil amalan sendiri, karma amalan sendiri, atau balasan amalan sendiri. Jadi saat hidup benar-benar negatif alias tak sesuai harapan, lalu menyalahkan Allah, maka iblis sangat bahagia.

Terlebih saat seorang hamba memilih "menghukum Allah" dengan meninggalkan ibadahnya, meninggalkan ketaatannya, Iblis sangat bahagia.

Sebab Iblis punya kandidat untuk menemaninya di neraka. Maka dibisikkan untuk semakin membenci Allah, semakin ingkar, bahkan kalau bisa menjadi "duta Iblis" mempertontonkan keingkarannya hingga menginspirasi orang lain untuk ingkar juga.

Padahal, ia bisa membaca tulisan ini karena Allah, bisa memegang HP karena Allah, bahkan bisa bernafas dengan leluasa karena Allah. 

Tapi...

"Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur."

Wallahu'alam

Ahmad Sofyan Hadi

0 Response to "(Tidak) Bersyukur"

Post a Comment

Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Berkomentar dengan Bijak