Kadar Kolesterol Daging Kambing
Kadar kolesterol daging kambing hanya sekitar 57 mg per 100 gram, sedangkan kadar kolesterol daging sapi sekitar 89 mg per 100 gram dan pada daging ayam 83 mg per 100 gram.
Kadar kolesterol pada daging kambing lebih rendah dibandingkan daging sapi atau ayam. Satu alasan itu lah yang menjadi latar belakang mengapa daging kambing - sebagaimana daging lainnya - tidak selalu berbahaya untuk dikonsumsi penderita hipertensi.
Tentu saja hal tersebut dengan syarat, yaitu harus dengan pengolahan yang benar. Terlepas dari klaim tersebut, kadar kolesterol pada daging kambing lebih rendah dibandingkan daging sapi atau ayam.
Fakta tentang kebaikan daging kambing itu terungkap dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan: Memahami Gejala, Tanda dan Mitos (2019) yang ditulis Dr. dr. Umar Zein, DTM&H., Sp.PD., KPTI., FINASIM dan dr. Emir El Newi, Sp.M, sebagaimana diutarakan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Ginjal-Hipertensi dr Tunggul Situmorang, SpPD-KGH.
Dokter Tunggul Situmorang menukil intisari dari buku tersebut untuk menjelaskan tentang benar dan tidaknya daging kambing bisa menyebabkan hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Berdasarkan buku tersebut, menurutnya, kandungan daging kambing lebih baik dibanding daging sapi dan ayam.
Perbandingan kadar kolesterol
Kadar kolesterol daging kambing hanya sekitar 57 mg per 100 gram, sedangkan kadar kolesterol daging sapi sekitar 89 mg per 100 gram dan daging ayam 83 mg per 100 gram.
Adapun kandungan lemak pada daging kambing lebih rendah daripada daging sapi atau ayam.
Jika ditotal, kandungan lemak pada 100 gram daging kambing hanya 2,3 gram, sedangkan per 100 gram daging sapi mencapai 15 gram dan daging ayam kurang dari 7,5 gram.
Selain lemak dan kolesterol, kandungan kalori daging kambing terhitung lebih rendah dibandingkan daging sapi maupun daging ayam, dengan setiap 100 gramnya, daging kambing mengandung 109 kalori, daging sapi sebesar 250 kalori, dan daging ayam 196 kalori.
Hipertensi dan asupan garam dalam olahan
Dokter Tunggul Situmorang menegaskan, tidak ada satu daging pun - termasuk daging kambing - yang menyebabkan hipertensi.
“Di semua buku hipertensi yang pernah saya baca, tidak ada satu statement pun yang menyatakan daging (daging apapun) sebagai penyebab hipertensi,” kata Tunggul dikutip Tribun Jogja dari laman Kompas.com tertanggal Sabtu (30/4/2022).
Menurutnya, lebih dari 90 persen penyebab hipertensi adalah faktor genetik atau keturunan yang dikategorikan sebagai hipertensi primer atau essential hypertension.
Sementara terkait asupan makanan, hipertensi dikaitkan dengan jumlah asupan garam.
“Konsumsi garam meningkat, hipertensi meningkat,” tutur dia.
Persepsi salah
Sehingga, kemungkinan persepsi yang salah terkait efek konsumsi daging kambing maupun sapi dan hipertensi adalah mengenai kandungan garam dan/atau risiko kandungan lemak atau kolesterolnya.
Naiknya kolesterol, lanjut dia, menjadi risiko tambahan yang nilainya berlipat meningkatkan risiko serangan kardiovaskultas seperti serangan jantung, stroke, gagal ginjal, kebutaan, dan lain-lain.
Melansir Kompas.com, 18 Februari 2020, menuliskan bahwa daging kambing tidak sepenuhnya dapat menyebabkan hipertensi. Hal ini tentu saja merujuk pada fakta kandungan yang ada dalam daging kambing tersebut.
Lantas bagaimana selama ini daging kambing bisa dianggap menyebabkan hipertensi?
Momen berkumpul bersama keluarga di hari raya biasanya akan tersaji beragam makanan Lebaran, tak terkecuali olahan daging kambing dan daging sapi.
Olahan daging kambing yang dimasak menjadi macam-macam lauk memang menggiurkan selera makan, tapi ada ketakutan tertentu bagi masyarakat yang dikaitkan dengan hipertensi atau tekanan darah tinggi.
Faktor cara memasaknya
Konsumsi daging kambing dapat membahayakan kesehatan dikarenakan cara memasaknya, seperti digoreng terlebih dahulu sebelum diolah lebih lanjut, dipanggang, atau dibakar.
Memasak dengan digoreng, dibakar atau dipanggang dapat meningkatkan kalori makanan dibandingkan versi mentahnya.
Minyak, mentega, atau margarin yang digunakan juga dapat berubah menjadi lemak yang kemudian terserap oleh daging.
Suhu panas saat menggoreng dan memanggang olahan daging kambing maupun sapi, juga membuat kandungan air dalam daging menguap hilang dan digantikan oleh lemak dari minyak.
Lemak yang terserap menyebabkan makanan yang sebelumnya rendah kalori menjadi tinggi kalori.
Peningkatan daging kambing setelah dimasak bahkan mencapai 64 persen dari kalori sebelumnya.
Sementara itu, asupan tinggi kalori dalam tubuh akan diubah menjadi lemak, yang lama kelamaan menumpuk di pembuluh darah sehingga menyebabkan pembuluh darah menyempit dan meningkatkan tekanan darah.
Penggunaan beragam bumbu penyedap selama memasak daging kambing secara tidak langsung dapat menjadi faktor pemicu datangnya masalah tekanan darah tinggi.
Bumbu atau bahan penyedap seperti kecap, garam, atau micin cenderung mengandung sodium tinggi dan pengawet yang bisa menyebabkan tekanan darah tinggi apabila dikonsumsi berlebihan.
Daging kambing juga sering diolah menjadi makanan bersantan, yang secara alami tidak mengandung kolesterol tapi perlu diwaspadai karena kandungan lemak jenuhnya cukup tingg
0 Response to "Kadar Kolesterol Daging Kambing "
Post a Comment
Terima Kasih Atas Kunjungannya, Silahkan Berkomentar dengan Bijak